Viral Medsos

Sudah Meninggal Tapi Masih Dibully, Ini Sosok Timothy Anugerah, Anak Cerdas dan Fasih Bahasa Inggris

Tragisnya, setelah Timothy meninggal, beredar tangkapan layar percakapan grup WhatsApp berisi ejekan terhadap dirinya.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
TikTok @bulelengterkini
Timothy Anugerah Saputra (22), mahasiswa Universitas Udayana, Bali, tengah menjadi sorotan publik. 

SERAMBINEWS.COM – Nama Timothy Anugerah Saputra (22), mahasiswa Universitas Udayana, Bali, tengah menjadi sorotan publik.

Timothy Anugerah ditemukan meninggal dunia setelah diduga terjatuh dari gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Udayana, Rabu (15/10/2025).

Tragisnya, setelah Timothy meninggal, beredar tangkapan layar percakapan grup WhatsApp berisi ejekan terhadap dirinya.

Kasus ini pun memicu keprihatinan luas. Banyak warganet mengecam perilaku sejumlah mahasiswa yang masih melakukan perundungan terhadap Timothy meski ia telah tiada. Sejumlah mahasiswa yang diduga terlibat juga telah mendapat sanksi dari pihak kampus.

Di balik kasus tragis ini, sosok Timothy ternyata dikenal sebagai anak yang cerdas dan fasih berbahasa Inggris.

Sejak kecil, Timothy menempuh pendidikan di sekolah internasional. Hal itu dilakukan orang tuanya agar Timothy bisa mengembangkan potensi dan beradaptasi dengan baik.

Baca juga: Sosok 6 Mahasiswa Pembully Timothy Anugerah hingga Berujung Akhiri Hidup, Ada Wakil Ketua BEM

Ayah Timothy, Lukas, mengungkapkan bahwa sejak kecil putranya sempat mengalami gangguan pendengaran. Namun setelah menjalani perawatan THT, pendengarannya membaik. Sejak masuk playgroup, Timothy sudah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari.

“Waktu kecil dia sekolah internasional, jadi bahasanya bahasa Inggris. Tapi pas kelas 4 SD, kami khawatir dia kurang bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Akhirnya kami pindahkan ke sekolah nasional plus,” ujar Lukas dalam wawancara dengan Metro TV, dikutip Serambinews.com, Senin (20/10/2025).

Setelah mengikuti program psikologis dan penyesuaian, Timothy dinyatakan dapat bersosialisasi dengan baik.

Ia pun melanjutkan pendidikan hingga menjadi mahasiswa semester 7 Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Udayana.

Namun kehidupan kampus Timothy justru berakhir tragis.

Ia ditemukan meninggal dunia setelah diduga terjatuh dari lantai gedung kampus. Kronologi kejadian masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.

Baca juga: Kisah Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud Meninggal Bunuh Diri tapi Masih Dibully, Disebut Mirip Kekeyi

Dari wawancara tersebut, sang ayah mengaku pihak kampus sempat memberikan keterangan yang berubah-ubah soal lokasi jatuhnya Timothy, dari lantai dua menjadi lantai empat. Ayah Timothy juga menyebut kampus tidak transparan dalam menjelaskan kronologi kepada keluarga.

“Kami serahkan semuanya ke pihak kepolisian agar kasus ini diusut tuntas,” ujar Lukas.

Kasus kematian Timothy kini ditangani Polresta Denpasar.

Sementara itu, pihak Universitas Udayana telah menggelar upacara pembersihan (mecaru) sesuai adat Hindu Bali di lokasi kejadian dan berjanji memperkuat layanan konseling mahasiswa.

Kasus Bullying - Timothy Anugerah (kiri) dan enam orang mahasiswa Universitas Udayana, Bali yang diduga melakukan perundungan pada almarhum Timothy di percakapan group WhatsApp, mereka juga telah meminta maaf di media sosial. TAS merupakan mahasiswa yang melompat dari gedung FISIP Unud, Rabu 15 Oktober 2025 lalu.
Kasus Bullying - Timothy Anugerah (kiri) dan enam orang mahasiswa Universitas Udayana, Bali yang diduga melakukan perundungan pada almarhum Timothy di percakapan group WhatsApp, mereka juga telah meminta maaf di media sosial. TAS merupakan mahasiswa yang melompat dari gedung FISIP Unud, Rabu 15 Oktober 2025 lalu. (Kolase TikTok @bulelengterkini dan Tribun Bali)

Dibully Meski Sudah Meninggal

Perundungan terhadap almarhum Timothy terjadi setelah dia meninggal dunia. 

Tersebar luas tangkapan layar chat WhatsApp di antaranya dengan menyamakan foto saat Timothy jatuh dari Gedung FISIP dengan selebgram Kekeyi. 

Tak hanya itu, satu di antara mahasiswa yang melakukan perundungan juga memberikan kalimat sindiran.

Dalam perundungan ini, setidaknya ada enam mahasiswa yang ikut terlibat. 

Keenam mahasiswa tersebut adalah Leonardo Jonathan Handika Putra, Mahasiswa sekaligus Wakil Ketua BEM Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana angkatan 2022, Maria Victoria Viyata Mayos mahasiswa FISIP angkatan 2023 sekaligus Kepala Departemen Eksternal Himapol FISIP Unud Kabinet Cakra, Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama selaku mahasiswa FISIP Unud sekaligus Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis dan Pendidikan Himapol FISIP Unud.

Juga Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana Mahasiswa FISIP 2025 sekaligus Wakil Kepala Departemen Minat dan Bakat Himapol FISIP Unud Kabinet Cakra, Vito Simanungkalit Mahasiswa FISIP Unud 2025 sekaligus Wakil Kepala Departemen Eksternal Himapol FISIP Unud Kabinet Cakra dan Putu Ryan Abel Perdana Tirta Mahasiswa FISIP  angkatan 2023 sekaligus Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Mahasiswa FISIP Udayana.

Keenam mahasiswa tersebut kemudian meminta maaf di media sosial.

Pernyataan permintaan maaf dari keenam mahasiswa ini pun mendapatkan berbagai macam reaksi dari netizen dan beberapa menilai sanksi pengurangan nilai soft skill dari Unud sangat meringankan pelaku perundungan. 

Sementara itu, pihak UNUD menanggapi beredarnya informasi dan tangkapan layar percakapan di media sosial terkait dugaan ucapan nir-empati terhadap almarhum Timothy.

Dikutip dari Tribun Bali, Ketua Unit Komunikasi Publik Universitas Udayana, Dr Dewi Pascarani mengatakan berdasarkan hasil rapat koordinasi FISIP bersama Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan Mahasiswa Program Studi, dan mahasiswa yang terlibat dalam percakapan di media sosial, dapat dipastikan bahwa isi percakapan tersebut terjadi setelah almarhum meninggal dunia, bukan sebelum peristiwa yang menimpa almarhum.

“Dengan demikian, ucapan nir-empati yang beredar di media sosial tidak berkaitan atau menjadi penyebab almarhum menjatuhkan diri dari lantai atas gedung FISIP,” jelasnya, Jumat (17/10). 

Hasil rapat tersebut akan diteruskan kepada Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satgas PPK) UNUD untuk dilakukan penyelidikan dan penanganan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 

Dewi mengatakan, untuk pendalaman kasus kekerasan akan dilakukan berdasarkan Permendikbudristek 55 tahun 2024.

“Adalah tugas dan wewenang dari Satgas PPK-Unud dan mekanisme-nya ada di satgas. Umumnya dilakukan pemeriksaan secara tertutup pada pihak-pihak terkait sesuai amanat permendikbudristek,” jelasnya. 

Pelaku Bully Diberi Nilai D

Sementara untuk beberapa mahasiswa yang melakukan perundungan kepada korban usai Timothy meninggal dunia, akan direkomendasikan untuk memberikan nilai D atau tidak lulus pada semua mata kuliah semester berjalan. 

“Dari fakultas kemarin telah merekomendasi Prodi untuk memberikan nilai D (tidak lulus) pada semua mata kuliah semester berjalan, karena soft skill merupakan salah satu komponen penilaian dalam perkuliahan. Tapi sanksi akhir nanti akan diputuskan berdasarkan rekomendasi Satgas PPK setelah pendalaman kasus oleh Satgas,” imbuhnya. (Serambinews.com/Firdha)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved