Thailand Berduka: Ratu Sirikit Tutup Usia, Sosok Penting di Balik Monarki Thailand

Thailand Berduka: Ratu Sirikit Tutup Usia, Sosok Penting di Balik Monarki Thailand

SERAMBINEWS.COM- Ratu Sirikit, ibunda Raja Thailand Maha Vajiralongkorn, meninggal dunia pada usia 93 tahun.

Dilansir melalui BBC News (25/10/2025),  Ia menghembuskan napas terakhir secara tenang di sebuah rumah sakit di Bangkok pada Jumat (24/10/2025) pukul 21.21 waktu setempat (14.21 GMT).

Hal ini sebagaimana diumumkan Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand.

Ratu Sirikit telah menjalani perawatan intensif sejak 2019 karena sejumlah penyakit.

Pada bulan Oktober ini, ia juga sempat mengalami infeksi darah yang semakin memperburuk kondisi kesehatannya.

Baca juga: Sosok Vera Kravtsova, Model Belarusia Diculik di Thailand, Dibunuh lalu Organnya Dijual

 Peran Besar dalam Monarki Thailand

Ratu Sirikit dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah monarki Thailand.

 Ia merupakan istri dari Raja Bhumibol Adulyadej atau Rama IX, raja terlama yang memerintah dalam sejarah Thailand, yang wafat pada 2016.

Selama masa kejayaan kekuasaannya, Ratu Sirikit sering tampil sebagai ikon mode dan menjadi figur ternama dalam kunjungan kenegaraan ke berbagai negara.

 Ia pernah bertemu dengan tokoh-tokoh besar dunia seperti Presiden AS Dwight Eisenhower, Ratu Elizabeth II, hingga Elvis Presley.

 Kisah Cinta di Paris

Pertemuan pertamanya dengan Raja Bhumibol terjadi saat keduanya berada di Paris. Ayah Sirikit saat itu menjabat sebagai duta besar Thailand untuk Prancis. Mereka menikah pada 28 April 1950, hanya seminggu sebelum sang suami dimahkotai sebagai Raja Thailand.

Sejak saat itu, mereka selalu tampil bersama dalam menjalankan tugas kerajaan dan membangun kedekatan dengan rakyat.

Baca juga: VIRAL Curhatan WNA Thailand Dicueki Polisi Saat Melapor Kehilangan HP, Malah Cepat Dibantu Damkar

 Dikenang sebagai “Ibu Bangsa”

Ratu Sirikit sangat dihormati di Thailand berkat dedikasinya pada kesejahteraan rakyat.

 Hari ulang tahunnya, 12 Agustus, bahkan ditetapkan sebagai Hari Ibu Nasional sejak tahun 1976.

Dalam wawancara dengan BBC pada tahun 1980, ia mengatakan bahwa keluarga kerajaan dianggap sebagai “bapak dan ibu bangsa,” sehingga kehidupan pribadi mereka seringkali terbatasi oleh tugas pengabdian.

 Masa Berkabung Nasional