Konflik Palestina vs Israel

Netanyahu Tegaskan Israel yang Tentukan Negara Mana Saja yang Boleh Kirim Tentara ke Gaza

Israel, lanjut Benjamin Netanyahu, juga akan memutuskan pasukan internasional mana yang dapat atau tidak dapat diterima untuk bekerja sama.

Editor: Faisal Zamzami
Facebook Perdana Menteri Israel
NETANYAHU BERPIDATO - Foto ini diambil dari Facebook memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers pada hari Minggu (10/8/2025). 

Komentar Netanyahu ini muncul setelah pasukan Israel pada hari sebelumnya, Sabtu (25/10/2025), melancarkan "serangan terarah" terhadap seorang individu di Gaza tengah.

Militer Israel mengklaim individu tersebut adalah anggota Jihad Islam yang sedang merencanakan serangan terhadap pasukan Israel.

Gencatan senjata yang didukung AS antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas telah berlaku sekitar dua tahun sejak pecahnya perang di Jalur Gaza.

Namun, kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran.

Meskipun Israel mengklaim menargetkan anggota Jihad Islam, kelompok militan Palestina tersebut mengeluarkan pernyataan yang menyebut klaim Israel mengenai rencana serangan itu sebagai "tuduhan palsu belaka".

Saksi mata di lokasi kejadian melaporkan melihat serangan drone menghantam sebuah mobil hingga terbakar.

Tenaga medis setempat menyebutkan empat orang terluka dalam insiden tersebut, namun tidak ada laporan segera mengenai korban jiwa.

Selain itu, saksi mata juga melaporkan tank-tank Israel menembaki area timur Kota Gaza.

Di tengah ketegangan gencatan senjata, beberapa media Israel menyebut adanya kebijakan baru yang memungkinkan pejabat Mesir memasuki Jalur Gaza.

Kebijakan yang sebelumnya melarang masuknya pasukan asing ini bertujuan untuk membantu menemukan jenazah para sandera yang ditawan oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023.

Sesuai perjanjian gencatan senjata, Hamas berjanji untuk mengembalikan semua sandera yang mereka culik, namun jenazah 13 sandera masih berada di dalam wilayah kantong tersebut.

Di ranah politik domestik, keputusan Netanyahu untuk menerima gencatan senjata yang ditengahi AS telah melemahkan koalisi pemerintahannya yang berhaluan sayap kanan.

Para sekutu garis keras Netanyahu mengecam keras perjanjian tersebut, menuntut agar militer tetap mempertahankan kendali atas seluruh Jalur Gaza.

 Analisis politik menyebutkan, dengan tidak adanya mayoritas mutlak di parlemen, fokus Netanyahu saat ini beralih pada pemosisian diri untuk memenangkan pemilihan umum berikutnya, bahkan jika harus diadakan lebih awal.

 

Baca juga: 3 Orang Tewas saat Israel Gempur Lebanon, Termasuk Anggota Hizbullah, Pasukan PBB Jadi Sasaran

Baca juga: Lamine Yamal Diserang Ramai-ramai di Lapangan Gegara Nyolot ke Pemain Senior Real Madrid

Baca juga: Ini Ucapan Pedas Lamine Yamal hingga Jadi Target Teror dan Keroyokan Awak Real Madrid

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved