Ledakan di SMAN 72

Pernyataan Lengkap Kapolri soal Ledakan di SMAN 72 Jakarta: Pelaku Harus Dioperasi

Ia mengungkapkan, selain memproses hukum, pihaknya bakal fokus memberikan pelayanan yang terbaik bagi korban.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, masih berasal dari lingkungan sekolah tersebut. 
Ringkasan Berita:
  • Terduga pelaku peledakan di SMAN 72, Kepala Gading, Jakarta Utara diketahui masih berusia 17 tahun.
  • Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, terduga pelaku merupakan siswa dari SMAN 72 Jakarta.
  • Ia mengungkapkan, selain memproses hukum, pihaknya bakal fokus memberikan pelayanan yang terbaik bagi korban.

 

SERAMBINEWS.COM - Terduga pelaku peledakan di SMAN 72, Kepala Gading, Jakarta Utara diketahui masih berusia 17 tahun.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, terduga pelaku merupakan siswa dari SMAN 72 Jakarta.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan pernyataan mengenai peristiwa ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025).

Ia mengungkapkan, selain memproses hukum, pihaknya bakal fokus memberikan pelayanan yang terbaik bagi korban.

Pasalnya, jumlah korban mencapai lebih dari 50 orang.

"Di awal, jumlah korban kurang lebih mencapai 50 atau 60, tapi saat ini Alhamdulillah sudah dibuatkan posko dan korbannya saat ini sudah bisa berangsur-angsur pulang," ucapnya.

 

Pelaku dioperasi

Listyo menyampaikan, dari total korban, sebanyak dua orang perlu dioperasi, salah satunya merupakan terduga pelaku.

 
Sementara, belum ada korban meninggal dunia dari peristiwa tersebut.

Ia pun berharap korban yang mendapat perawatan di rumah sakit dapat berangsur-angsur sembuh dan kembali pulang ke rumah.

"Ada dua yang dilaksanakan operasi, dan sisanya dilaksanakan proses perawatan dan mudah-mudahan bisa berangsur-angsur kembali pulang. Untuk saat ini salah satu yang dari yang saat ini melakukan operasi (adalah) terduga pelaku," ucap dia.

Baca juga: Update Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta: 33 Orang Masih Dirawat di RS, 21 Sudah Dipulangkan

Masih siswa dan gunakan senjata mainan

Lebih lanjut ia mengungkapkan, terduga pelaku peledakan SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, masih dari lingkungan sekolah tersebut.

Kapolri menyebut, berdasarkan penelusuran saat ini, pelakunya merupakan seorang siswa.

"Informasi sementara masih dari lingkungan sekolah tersebut. Iya (pelajar)," tutur Listyo.

Kemudian, senjata yang digunakan terduga pelaku dalam ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, adalah senjata mainan.

Ia menyebut, senjata dilengkapi dengan tulisan tertentu.

Namun, pihaknya masih mendalami motif dari peristiwa tersebut.

"Kita temukan jenis senjatanya senjata mainan, ada tulisan-tulisan tertentu, dan itu juga menjadi bagian yang kita dalami untuk mendalami motif bagaimana yang bersangkutan kemudian merakit dan kemudian melaksanakan aksinya," ucap Listyo.


Dalami kemungkinan keluarga Polri
  

Sejauh ini, anggota kepolisian sedang melakukan pendalaman terkait dengan identitas pelaku, lingkungan pelaku, hingga tempat tinggal maupun rumah terduga pelaku.

Begitu pun isu yang menyebut orang tua terduga pelaku merupakan anggota kepolisian.

Saat ini, belum ada informasi pasti mengenai hal itu.

"Sementara tidak ada (informasi itu). Ya sedang kita dalami," ucapnya.

Nantinya, kata Listyo, kepolisian akan menyampaikan hasil pendalaman kepada publik.

"Tentunya setiap tahapan dan perkembangan yang perlu diinformasikan, akan kita informasikan. Dan untuk motif memang saat ini sedang kita dalami berbagi macam informasi, tentunya akan kita kumpulkan supaya menjadi satu informasi yang bulat pada saat diinformasikan," tandas Listyo.

Baca juga: Sosok Siswa Diduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Berusia 17 Tahun, Disebut Korban Bullying

Terduga Pelaku Pendiam, Korban Bully dan Suka Video Gore

Kompas.com mengonfirmasi kejadian ledakan kepada tiga orang siswa SMAN 72 yang datang ke Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih pada Jumat malam.

Ketiganya yakni K (17), R (16) dan M (17) yang sedang menjenguk teman-teman mereka yang menjadi korban ledakan di sekolah.

 K mengatakan, ia dan rekan-rekannya menduga pelaku adalah siswa yang fotonya tersebar sedang berada di dekat senjata usai peristiwa ledakan terjadi.

 
Dugaan itu karena siswa tersebut satu-satunya yang berada di dekat senjata.

Namun, ketiga siswa enggan mengungkap nama siswa yang dimaksud.

K hanya mengatakan, terduga pelaku merupakan siswa kelas XII IPS.

"Kenalnya dari TK. Dia lebih tua satu tahun di atas saya," ujar K.

Saat masih kecil siswa itu cukup ceria dan mereka sering bermain bersama. Namun, ketika sudah dewasa siswa tersebut dikenal pendiam.

Meski begitu, K masih sering bertegur sapa dengan siswa tersebut.

Puncak bulan bahasa

K mengungkapkan, kakak kelasnya itu sempat bertanya kepadanya soal kapan puncak peringatan Bulan Bahasa kepadanya.

Kebetulan K memang bertugas sebagai pembawa acara tersebut pada 10 November 2025.

"Dia nanya dua kali soal puncak bulan bahasa itu kapan kepada saya. Saat ditanya saya pun tak berpikir apa-apa. Cuma memberitahu kapan tanggalnya," kata dia.

K mengaku tidak tahu-menahu soal kabar siswa terduga pelaku peledakan itu kerap menjadi sasaran perundungan. Sebab, K tidak banyak kenal dekat dengan siswa kelas XII.

Korban bully dan suka video gore

Sementara itu menurut siswa lain, R (16), mengaku sempat beberapa kali mendengar kabar bahwa terduga pelaku sering menerima perundungan (bully) dari kawan-kawan sekelasnya.


"Selama ini dengar kalau dia pernah di-bully. Dia juga terkenal pendiam. Dia sering di kelas aja," kata Raka.

"Tapi akhir-akhir ini kita tidak tahu apakah dia kena bully lagi atau tidak," lanjut dia.

Berdasarkan kabar yang didengar R dari sejumlah kawan sekelas terduga pelaku, yang bersangkutan memiliki kebiasaan menonton video gore.

Video gore merupakan genre video yang menampilkan kekerasan fisik.

"Dia suka nonton video gore kalau kata temen-temennya," ungkap R.

 

Ledakan di dalam masjid

Menurut siswa lainnya, N (16), ledakan di sekolahnya terjadi saat shalat Jumat akan digelar. Tepatnya saat imam shalat sedang berkhutbah.

M mendengar tiga dentuman saat peristiwa terjadi.

Dentuman yang paling keras menurutnya dari dalam masjid. Lalu dua dentuman lainnya ada di sekitar masjid.

"Satu ledakan di masjid yang paling besar. Dua di sekitar masjid," kata M.

Saat ledakan terjadi, M bersama R sedang berada di masjid. Namun, keduanya berada di sisi yang jauh dari ledakan yang terjadi di bagian tengah masjid.

Meski begitu, M sempat mencium bau dari titik ledakan yang disebutnya spereti bau petasan.

"Menurut saya kayak petasan dimodifikasi. Asapnya sangat banyak. Baumya kayak petasan," ujar M.

"Ledakan paling besar di tengah sebab korban paling parah yang saat ibadah itu ada di tengah masjid," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, ledakan terjadi di area SMAN 72 Kelapa Gading, Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB.

Ledakan itu terjadi saat berlangsungnya shalat Jumat di masjid yang berada di area sekolah.

Belum diketahui secara pasti penyebab ledakan itu.

Sebanyak 55 korban sudah dilarikan ke RS Islam Jakarta dan RS Yarsi untuk mendapatkan tindakan medis.

Baca juga: VIDEO - Taktik Cerdas Intellijen Al Qassam Buktikan Rencana Kotor Israel

Baca juga: Pemasok Narkoba ke Onadio Leonardo Jadi Tersangka, Onad Jalani Rehabilitasi 3 Bulan

 

Sumber: Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved