Warga Aceh di Kuala Lumpur Diundang Hadiri Haul Tun Daim Zainuddin

Undangan kepada warga Aceh di Kuala Lumpur ini disampaikan langsung oleh Toh Puan Na’imah Khalid, istri almarhum Tun Daim, bersama keluarga.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
CAPTURE FACEBOOK SERAMBINEWS.COM
ALMARHUM TUN DAIM - Mantan menteri keuangan Malaysia, Tun Dr. Abdul Daim bin Zainuddin, dalam wawancara eksklusif dengan Serambinews.com di Kantornya, di Gedung Menara Ilham, Kuala Lumpur, Jumat 19 Agustus 2022. 

SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR – Masyarakat Aceh yang bermukim di Kuala Lumpur mendapat undangan khusus untuk menghadiri haul atau peringatan satu tahun wafatnya tokoh Malaysia, Tun Daim Zainuddin.

Acara tersebut akan digelar pada Kamis malam Jumat, 20 November 2025, mulai pukul 18.45 waktu Malaysia atau selepas Shalat Maghrib, bertempat di Masjid Wilayah Persekutuan, Jalan Duta, Kuala Lumpur.

Undangan ini disampaikan langsung oleh Toh Puan Na’imah Khalid, istri almarhum Tun Daim, bersama keluarga.

Hal itu dikonfirmasi oleh Ustaz Heddin Abdullah, orang kepercayaan keluarga di Aceh, dan Jafar Insya Reubee, kepada Serambinews.com pada Senin malam (17/11/2025).

Menurut Heddin, keluarga almarhum secara khusus mengundang 100 hingga 200 warga Aceh untuk hadir dalam peringatan tersebut sebagai bentuk penghormatan dan kebersamaan.

Berikut bunyi undangan yang diteruskan oleh Ustaz Heddin kepada Serambinews.com.

“Toh Puan Na’imah Khalid dan Keluarga, dengan Segala Hormatnya Menjemput Masyarakat Aceh di Kuala Lumpur ke Majlis ‘Bacaan Yaasin & Doa Selamat’ Sempena Memperingati 1 Tahun pulangnya ke Rahmatullah Allahyarham Che Abdul Daim Bin Zainuddin.

Pada: Hari Khamis (Malam Jumaat), 20 November 2025  

Masa: 6.45 PM (Solat Magrib berjamaah)

Tempat: Masjid Wilayah Persekutuan, Jalan Duta, Kuala Lumpur

Semoga Kehadiran Kita Semua dalam Majlis ini Diberkati Allah SWT dan Dikurniakan dengan Pahala Kebaikan dariNYA.

Undangan Haul Ke-1 Tun Dr Daim Zainuddin.
Undangan Haul Ke-1 Tun Dr Daim Zainuddin. (SERAMBINEWS.COM/HO)

 

Jejak Silaturahmi yang tak Pernah Putus

Tun Dr Daim Zainuddin adalah seorang tokoh politik dan ekonomi Malaysia, dikenal luas sebagai mantan Menteri Kewangan (Menteri Keuangan) Malaysia yang berpengaruh pada era pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. 

Tokoh kelahiran Alor Setar, Kedah, Malaysia, 29 April 1938 ini meninggal dunia pada usia 86 tahun, tanggal 13 November 2024 di Assunta Hospital, Petaling Jaya.

Baca juga: Selamat Jalan Tun Daim: Biar Jasa Jadi Kenangan

Daim yang berasal dari keluarga sederhana di Kedah, memulai karir politiknya sebagai Anggota Parlemen untuk Merbok (1986–2004).

Kariernya menanjak hingga dipercaya dua kali sebagai Menteri Keuangan Malaysia (1984–1991, 1999–2001).

Ia dikenal luas sebagai tokoh yang berperan penting dalam menstabilkan ekonomi Malaysia, terutama saat krisis finansial Asia 1997–1998.

Namun, di balik reputasi besar itu, ada sisi lain yang lebih dekat dengan masyarakat Aceh: hubungan personal, penghormatan, dan nilai kebersamaan.

Tun Daim, adalah sahabat sejati dari politikus Malaysia berdarah Aceh, Tan Sri Sanusi Junid. 

Sejarah politik Malaysia mencatat, Daim dan Sanusi Junid, menjadi dua serangkai di balik kiprah politik sang legenda Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad.

Dia dikagumi karena menjadi salah satu elite Malaysia yang paling sering berkunjung ke Aceh, selain Tan Sri Sanusi Junid tentunya. 

Saking dekatnya Tun Daim dengan Aceh, membuat sebagian warga Aceh di Malaysia, menyangka Tun Daim memiliki hubungan darah dengan Aceh.

Tun Daim (tengah) saat berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh beberapa tahun lalu.
Tun Daim (tengah) saat berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh beberapa tahun lalu. (IST)

Dalam Wawancara Eksklusif dengan Pemred Serambi Indonesia, di kantornya di lantai 60 Gedung Menara Ilham, Kuala Lumpur, Jumat 19 Agustus 2022, Tun Daim berbagi cerita tentang hubungannya dengan masyarakat Aceh.

Bagi Tun Daim Zainuddin, orang Aceh bukanlah sosok asing. 

Sejak kecil ia sudah akrab dengan komunitas Aceh, terutama di Kedah yang sebagian besar berasal dari Yan. 

Di sekolah, Tun Daim memiliki banyak kawan yang berasal dari warga keturunan Aceh. 

Ayahnya pernah bekerja di Yan, sehingga hubungan dengan masyarakat keturunan Aceh terjalin secara alami.

Di Yan pula, tinggal Tan Sri Sanusi Junid bersama keluarganya. 

Besar kemungkinan ayah Tun Daim mengenal ayah Sanusi. 

Dari kedekatan itu, Tun Daim pun semakin banyak bergaul dengan orang Aceh. 

Ia belajar bersama mereka, bermain bola bersama, dan menjalin persahabatan yang erat sejak masa sekolah.

Di antara tokoh Aceh yang paling dikenal di Malaysia, Tun Daim menyebut nama Tan Sri Hanafiah Hussain, seorang Melayu keturunan Aceh yang menjadi orang Malaysia pertama berprofesi sebagai akuntan. 

Hanafiah dikenal baik dan dekat dengan Tun Daim. 

Selain Hanafiah, ada pula Sanusi dan Dato’ Feisol yang memperkuat lingkaran pertemanan Tun Daim dengan komunitas Aceh.

Kedekatan itu membuat Tun Daim lama mengenal orang Aceh, bahkan ia banyak membaca sejarah tentang Aceh. 

Ia mengaku kagum dengan semangat orang Aceh yang luar biasa sejak dahulu kala. 

Semangat itu, menurutnya, menjadi ciri khas yang membedakan Aceh dengan banyak bangsa lain.

Ketika tsunami melanda Aceh pada 2004, hati Tun Daim tergerak untuk membantu. 

Ia melihat penderitaan masyarakat Aceh sebagai panggilan kemanusiaan. 

Selain itu, ia juga menaruh perhatian pada model pendidikan di Aceh yang berbentuk pesantren modern, menggabungkan pendidikan agama dan umum. 

Bagi Tun Daim, sistem ini sangat baik karena memberikan keseimbangan antara kejayaan dunia dan akhirat.

Tun Daim menegaskan, sudah sewajarnya manusia berusaha untuk sukses di dunia sekaligus di akhirat. 

Jika hanya berpikir untuk akhirat semata, maka kehidupan dunia akan tertinggal dan masyarakat bisa menjadi korban kemiskinan. 

Baginya, pesantren modern Aceh adalah contoh nyata bagaimana keseimbangan itu bisa diwujudkan.

Selain menyalurkan bantuan finansial--berbentuk pembangunan fasilitas belajar dan dukungan operasional-- untuk sejumlah pesantren di Aceh, Tun Daim juga dikenal mendorong akses pasar bagi produk Aceh, termasuk hasil laut seperti ikan. 

Melalui jejaring bisnisnya, Daim membantu mempertemukan pengusaha Aceh dengan mitra dagang di Malaysia, sehingga memperluas jalur distribusi.

Tun Daim Zainuddin tak hanya meninggalkan warisan besar bagi Malaysia, tetapi juga meninggalkan jejak kedekatan bagi masyarakat Aceh di perantauan. 

Haul yang digelar di Kuala Lumpur dan undangan khusus kepada warga Aceh, bukan sekadar mengenang seorang tokoh, melainkan juga merajut kembali tali silaturahmi antara Aceh dan Malaysia.

Kedekatan almarhum Tun Daim dengan masyarakat Aceh bukanlah sekadar jejak masa lalu, melainkan warisan silaturahmi yang hingga kini terus dijaga dan dilanjutkan oleh keluarganya, sebagai tanda kasih dan penghormatan yang tak pernah putus.(*)

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF - Tun Daim: Saya Banyak Baca Sejarah Aceh, Kagum, Semangat Orang Aceh Luar Biasa

Profil Singkat Tun Daim Zainuddin

Nama lengkap: Tun Dr. Daim Zainuddin

Lahir: 29 April 1938, di Alor Setar, Kedah, Malaysia

Wafat: 13 November 2024, di Assunta Hospital, Petaling Jaya

Jabatan penting:

  • Menteri Kewangan Malaysia (1984–1991, 1999–2001)
  • Anggota Parlemen untuk Merbok (1986–2004)

Peran utama:

  • Menjadi arsitek kebijakan ekonomi Malaysia pada era 1980-an dan 1990-an.
  • Dikenal sebagai sosok yang membantu menstabilkan ekonomi Malaysia saat krisis, termasuk krisis finansial Asia.
  • Dekat dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, sering disebut sebagai penasihat ekonomi yang berpengaruh.

Kontribusi ekonomi: Daim dianggap berjasa dalam mengendalikan utang luar negeri Malaysia dan memperkuat sistem perbankan.

Penghormatan: Gelar kehormatan “Tun” diberikan sebagai pengakuan atas jasanya bagi negara.

Catatan Penting

  • Daim dikenal sebagai sosok yang disiplin, sederhana, dan tertutup, meski memiliki pengaruh besar dalam politik dan ekonomi Malaysia.
  • Ia meninggalkan seorang istri, Toh Puan Na’imah Khalid, serta empat anak.
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved