5 Korban Longsor Cilacap Masih Tertimbun, Jasad Ibu dan Anak Ditemukan, 18 Jenazah Sudah Dievakuasi

Operasi pencarian hari ini difokuskan pada tiga worksite, yaitu A-1 (Dusun Cibuyut), B-1 (Dusun Tarukahan), dan B-2 (Dusun Tarukahan).

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.COM/DOK BASARNAS CILACAP
Evakuasi korban meninggal longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (18/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Kondisi tanah yang masih gembur menjadi salah satu kendala utama dalam operasi pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.
  • Akibat kondisi tersebut, pada operasi pencarian hari keenam, Selasa (18/11/2025), alat berat tidak dapat diturunkan ke sejumlah worksite yang telah ditentukan.
  • Padahal, masih ada 5 orang yang hilang dan diduga tertimbun longsor.

 

SERAMBINEWS.COM, CILACAP - Kondisi tanah yang masih gembur menjadi salah satu kendala utama dalam operasi pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.

Akibat kondisi tersebut, pada operasi pencarian hari keenam, Selasa (18/11/2025), alat berat tidak dapat diturunkan ke sejumlah worksite yang telah ditentukan.

Padahal, masih ada 5 orang yang hilang dan diduga tertimbun longsor.

“Ekskavator tidak bisa masuk ke worksite A-1 (Dusun Cibuyut) karena timbunan tanah masih sangat gembur, di B-1 (Dusun Tarukahan) pun demikian, itu menjadi salah satu faktor penghambat,” ungkap SAR Mission Coordinator (SMC), Muhamad Abdullah, Selasa petang.

Operasi pencarian hari ini difokuskan pada tiga worksite, yaitu A-1 (Dusun Cibuyut), B-1 (Dusun Tarukahan), dan B-2 (Dusun Tarukahan).

Selain tanah yang gembur, kedalaman material longsor juga menyulitkan proses pencarian. Timbunan material bervariasi antara 2 hingga 8 meter.

Tim SAR Tetap Lakukan Upaya Maksimal

Meski menghadapi berbagai kendala, Abdullah menegaskan bahwa tim SAR gabungan akan terus berupaya maksimal untuk menemukan seluruh korban yang masih tertimbun.

“Namun demikian kami tidak pantang menyerah, usaha maksimal tetap kami lakukan. Evakuasi tetap kami lakukan, penggalian tanah, penggunaan drone thermal, pengerahan anjing pelacak, penggunaan alat ekstrikasi dan alkon kami maksimalkan,” tegasnya.

Operasi pencarian yang dimulai pukul 05.30 WIB terpaksa dihentikan pada pukul 16.15 WIB karena hujan kembali mengguyur lokasi.

Hingga saat ini, jumlah korban meninggal dunia mencapai 18 orang. Sementara lima korban lainnya masih dalam pencarian.

Baca juga: 2 Jenazah Korban Longsor Cilacap Kembali Ditemukan, Berikut Nama 18 Korban Meninggal Dunia

Jasad Ibu dan Anak Ditemukan di Kedalaman Empat Meter

Operasi pencarian hari keenam terhadap korban hilang longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Selasa (18/11/2025), kembali membuahkan hasil.

Tim SAR menemukan dua korban meninggal dunia di worksite B-2 (Dusun Tarukahan), yaitu Arum Purnamasari (4) dan ibunya, Lilis Safitri (39).

“Keduanya merupakan ibu dan anak. Korban Arum Purnamasari ditemukan pukul 15.03 WIB dan Lilis Safitri ditemukan pukul 16.02 WIB,” kata SAR Mission Coordinator (SMC), Muhamad Abdullah, Selasa petang.

Abdullah menjelaskan kedua korban ditemukan dalam posisi berdekatan di bawah timbunan material longsor pada kedalaman sekitar empat meter.

“Titik tersebut juga berdekatan dengan titik penemuan dua sepeda motor kemarin,” ujarnya.

 Dengan penemuan ini, total korban meninggal dunia akibat longsor Majenang bertambah menjadi 18 orang. Sementara lima korban lainnya masih dalam proses pencarian.

Diberitakan sebelumnya, bencana tanah longsor terjadi di Desa Cibeunying, Cilacap pada Kamis (13/11), malam sekitar pukul 19.00 WIB.

Peristiwa yang menyebabkan belasan orang meninggal dunia itu terjadi di Dusun Cibuyut dan Tarukahan.

Baca juga: Update Longsor di Cilacap, 16 Korban Ditemukan Meninggal Dunia, 7 Orang Lagi Masih Dicari

Daftar 18 Korban yang Sudah Ditemukan

Hari pertama dan kedua:

1. Julia Lestari (20), warga Dusun Tarukahan.

2. Maya Dwi Lestari (15), warga Dusun Tarukahan.

3. Wahyuni (45), warga Dusun Tarukahan.

Hari Ketiga:

4. Nur Isnaeni (30), warga Dusun Cibuyut.

5. Muhamad Hafiz (6), warga Dusun Cibuyut.

6. Asmanto (74), warga Dusun Cibuyut.

7. Febriansyah (5), warga Dusun Cibuyut.

8. Rizky Pratama Ramadhan (9), warga Dusun Cibuyut.

9. Dani Setiawan (29), warga Dusun Cibuyut.

10. Rusyanto (75), warga Dusun Cibuyut.

11. Satini (28), warga Dusun Cibuyut.

Hari Keempat:

12. Kasrinah (47), warga Dusun Cibuyut.

13. Diah Ramadani, warga Dusun Cibuyut.

Hari Kelima:

14. Nilna Nur Fauziah (9), warga Dusun Cibuyut.

15. Wafik Nur Aini Zahra (15), warga Dusun Cibuyut.

16. Cahyanto (57), warga Dusun Cibuyut.

Hari Kelima:

17. Arumi Purnamasari (4) yang berhasil dievakuasi pukul 15.03 WIB.

18. Lilis Safiitri (39), yang terevakuasi pada pukul 16.12 WIB.

Baca juga: Hari Keempat Longsor Cibeunying Cilacap, 12 Korban Ditemukan Meninggal Dunia, 11 Lagi Masih Dicari

Pemerintah Siapkan Huntara untuk Relokasi Korban Longsor

Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, berencana merelokasi warga yang terdampak longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang.

Langkah ini diambil karena wilayah tersebut dinilai tidak layak untuk dihuni.

Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rachman, menyatakan bahwa pemerintah kabupaten akan menyiapkan lahan untuk relokasi dan berupaya agar lokasi relokasi tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saat ini.

"Kami akan memanfaatkan aset milik pemkab di wilayah Majenang. Kalau pun tidak, nanti kami upayakan pengadaan tanah. Yang jelas tempat itu harus aman, bisa di desa yang sama atau berbeda, tetapi pada satu kecamatan," ungkap Syamsul kepada wartawan pada Selasa (18/11/2025).

Pemkab Cilacap juga akan meminta ahli geologi untuk memetakan jumlah rumah yang perlu direlokasi di sekitar lokasi longsor.

 Rencananya, di lahan relokasi akan dibangun hunian sementara atau huntara sebelum akhirnya dibangun hunian tetap.

Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayjen TNI Budi Irawan, menegaskan bahwa lokasi yang terdampak longsor tidak layak untuk dijadikan hunian.

"Longsor mengakibatkan rumah-rumah warga terdampak dan tidak mungkin untuk daerah tadi dibangun rumah lagi. Pemerintah daerah nanti akan mengusahakan lahan untuk merelokasi warga-warga yang terdampak," kata Budi.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab dalam pembangunan huntara, yang diperkirakan dapat digunakan selama dua tahun.

"Itu memang tanggung jawab kami selaku Deputi Penanganan Darurat. Huntara itu tahan kurang lebih 2 tahun. Untuk selanjutnya nanti ada yang namanya hunian tetap yang lebih manusiawi lagi," ujarnya.

Budi juga menambahkan bahwa hunian tetap idealnya akan dibangun di dekat lokasi huntara.

"Hunian tetapnya akan dibangun mungkin di sebelahnya huntara, sehingga akan seperti rumah tumbuh dan lebih besar lagi," jelasnya.

Sebagai bagian dari upaya ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah memberikan bantuan sebesar Rp 400 juta untuk pembangunan huntara.

Baca juga: VIDEO - Operasi Zebra Seulawah 2025 di Aceh Barat: 10 Ditilang dan 17 Ditegur

Baca juga: Disahkan Jadi UU, Mahasiswa Bakal Gugat KUHAP Baru ke MK: Manipulasi dan Catut Nama Koalisi Sipil

Baca juga: Sekda Sampaikan Raqan APBA 2026, Belanja Aceh Diusul Rp10,33 Triliun

Sudah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved