Viral

Viral, Perjalanan Gelap Pagi Seorang Bocah SD Naik Kereta Seorang Diri Demi Sekolah

Viralnya video seorang siswa SD dari Tangerang yang harus berangkat sekolah seorang diri menggunakan KRL sejak subuh

|
Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/medsos
Rekaman yang diunggah akun Instagram @Jabodetabek24info itu memperlihatkan bocah berseragam putih-merah menaiki kereta dari Tangerang 

SERAMBINEWS.COM - Viralnya video seorang siswa SD dari Tangerang yang harus berangkat sekolah seorang diri menggunakan KRL sejak subuh memunculkan diskusi baru mengenai akses pendidikan dan mobilitas anak di kawasan Jabodetabek. 

Rekaman yang diunggah akun Instagram @Jabodetabek24info itu memperlihatkan bocah berseragam putih-merah menaiki kereta dari Tangerang menuju Stasiun Klender, Jakarta Timur, perjalanan lebih dari satu jam yang ia lakukan setiap hari.

Namun di balik perhatian publik terhadap keberaniannya, kasus ini menyingkap tantangan yang dialami banyak keluarga urban, jarak tempat tinggal yang tak lagi sejalan dengan lokasi sekolah akibat perpindahan hunian, biaya hidup, dan dinamika pekerjaan orang tua.

Pindah Rumah, Sekolah Terlalu Jauh

Kepala Satuan Pelaksana Pendidikan Kecamatan Duren Sawit, Farida Farhah, membenarkan bahwa perjalanan panjang itu terjadi karena keluarga murid tersebut sebelumnya tinggal di Jakarta Timur.

“Orangtuanya dulu tinggal dekat sekolah. Setelah pindah, anaknya tetap bersekolah di sana. Itu yang disampaikan pihak sekolah kepada kami,” ujar Farida, Sabtu.

Dengan pekerjaan orang tua yang mengharuskan berangkat pagi-pagi, anak tersebut akhirnya terbiasa menempuh perjalanan sendiri, sebuah kondisi yang bagi sebagian keluarga Jabodetabek mulai dianggap wajar, tetapi tetap memicu kekhawatiran.

“Karena orangtuanya berangkat kerja pagi, tidak bisa mengantar. Itu alasan kenapa anaknya berangkat sendiri,” kata Farida.

Fenomena ini, menurut pengamat pendidikan, mencerminkan perubahan pola mobilitas pelajar di kota metropolitan. 

Kenaikan harga sewa rumah, perpindahan tempat kerja, hingga sistem zonasi yang belum fleksibel membuat banyak siswa harus menempuh jarak jauh setiap hari.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah berkomunikasi dengan orang tua dan melakukan pemantauan langsung terhadap kondisi siswa.

Sebagai langkah darurat, murid tersebut disebut bersedia tinggal sementara di rumah temannya yang lebih dekat dengan sekolah.

“Informasinya, anak tersebut sudah mau tinggal sementara di rumah temannya agar jaraknya lebih dekat,” ujar Farida.

Meski publik meminta agar pemerintah segera memindahkan anak itu ke sekolah terdekat, Farida menegaskan bahwa prosedurnya tidak sesederhana itu.

“Anaknya baru bisa pindah sekolah saat semester selesai. Itu aturan yang harus diikuti,” jelasnya.

Dinas Pendidikan memastikan akan terus memantau perkembangan kasus ini dan berkoordinasi dengan pihak sekolah agar keselamatan anak tetap terjaga selama proses berlangsung.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved