Kajian Islam

Daftar Shalat Fardhu yang Ada Qabliah dan Badiyah, Simak Juga Jumlah Rakaat, Niat dan Tata Caranya

Jumlah rakaat shalat rawatib keseluruhannya ada 22 rakaat. 22 rakaat shalat rawatib ini terbagi ke dalam lima waktu shalat fadhu.

|
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Nurul Hayati
Tribunnews
ILUSTRASI SHALAT - Daftar shalat fardhu yang ada qabliah dan badiyah, simak juga jumlah rakaat, niat dan tata caranya. 

SERAMBINEWS.COM - Berikut daftar shalat fardhu yang memiliki sunnah qabliah dan ba'diyah, lengkap dengan jumlah rakaat, niat dan tata cara pengerjaannya.

Shalat qabliah dan shalat ba'diyah merupakan shalat sunnah yang dikerjakan sebelum atau sesudah shalat fardhu.

Kedua jenis salat ini dikerjakan untuk melengkapi dan menyempurnakan ibadah salat fardu. 

Dengan kata lain, salat qabliyah dan ba'diyah berfungsi sebagai penyempurna jika ada kekurangan dalam pelaksanaan salat fardu.

Shalat qabliyah dan ba'diyah disebut sebagai Shalat Sunnah Rawatib karena keduanya dikerjakan secara rutin dan mengiringi salat fardu. 

Kata rawatib sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti 'rutin' atau 'terus-menerus'.

Jadi, shalat sunah rawatib adalah salat sunah yang waktu pelaksanaannya mengiringi salat fardu, baik sebelum (qabliyah) maupun sesudah (ba'diyah).

Sholat rawatib juga merupakan salah satu ibadah yang memiliki keutamaan yang besar.

Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwa bagi siapa saja umat muslim yang menunaikan shalat sunnah rawatib, diberikan ganjaran surga dari Allah SWT.

Baca juga: Hukum Makmum Baca Al Fatihah dan Waktu Membacanya Saat Shalat Berjamaah, Ini Penjelasan UAS

Berikut Bunyi hadistnya.

 ‏ مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ ‏

Artinya: "Jika seorang hamba Allah SWT salat 12 rakaat (sunah) setiap hari, sebelum dan setelah salat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga." (HR Muslim).

Oleh sebab itu, perlu bagi umat muslim mengetahui tata cara seputar pelaksanaan ibadah ini.

Lalu, kapan saja shalat rawatib ditunaikan?

Untuk mengetahuinya, simak dalam artikel berikut.

Namun sebelum itu, simak terlebih dahulu mengenai jumlah rakaat shalat sunnah rawatib serta pembagiannya.

Jumlah Rakaat Shalat Sunnah Rawatib

Dikutip dari Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap karya Drs. Moh.Rifa'i (2015), jumlah rakaat shalat rawatib keseluruhannya ada 22 rakaat.

22 rakaat shalat rawatib ini terbagi ke dalam lima waktu shalat fadhu.

Namun diantara 22 rakaat tersebut, ada beberapa waktu dari shalat sunnah rawatib yang hukumnya sunnah mu'akkad (sunnah yang sangat dikukuhkan atau kuat).

Sementara sebagiannya lagi hukumnya ghairu mu'akkad atau tidak terlalu dikuatkan.

Berikut rincian total 22 rakaat shalat sunnah rawatib (termasuk rawatib mu'akkad dan ghairu mu'akkad) yaitu:

- 2 rakaat sebelum shalat subuh (sesudah shalat subuh tidak ada sunnah qabliah)

- 2 atau 4 rakaat sebelum shalat dzuhur

- 2 atau 4 rakaat sesudah shalat dzuhur

- 2 atau 4 rakaat sebelum ashar (sesudah shalat ashar tidak ada sunnah badiyah)

- 2 rakaat sebelum shalat maghrib

- 2 rakaat sesudah shalat maghrib

- 2 rakaat sebelum shalat isya

- 2 rakaat sesudah shalat isya.

Baca juga: Waktu yang Paling Afdhal Untuk Tunaikan Shalat Dhuha, Simak Penjelasan Buya Yahya

Shalat Sunnah Rawatib Mua'akad

Adapun jumlah rakaat shalat rawatib mu'akkad ini totalnya ada 12 rakaat.

Berikut waktu pengerjaan dan jumlah rakaat shalat sunnah rawatib mua'akad.

- 2 rakaat sebelum shalat subuh

- 2 atau 4 rakaat sebelum shalat dzuhur

- 2 rakaat sesudah shalat dzuhur

- 2 rakaat sesudah shalat maghrib

- 2 rakaat sebelum shalat isya

Keduabelas rakaat shalat sunnah rawatib tersebut hukumnya sangat dianjurkan, atau disebut juga dengan shalat sunnah rawatib mu'akkad.

Penjelasan soal jumlah rakaat shalat rawatib mu'akkad ini juga dijelaskan dalam hadist berikut.

"Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: “Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa shalat sunnat sepuluh rakaat yaitu; dua rakaat sebelum shalat zuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah shalat maghrib di rumah beliau, dua rakaat sesudah salat isya’ di rumah beliau, dan dua rakaat sebelum salat subuh.” (HR. Al-Bukhari no. 937, 1165, 1173, 1180 dan Muslim no. 729)

Terkait jumlah rakaat sebelum zuhur, ada riwayat dari Aisyah bahwa jumlahnya 4 rakaat.

"Nabi saw tidak pernah meninggalkan 4 rakaat sebelum salat zuhur dan 2 rakaat sebelum salat subuh.” (H.R. al-Bukhari)

Dalam riwayat lain, dari Ummi Habibah, ia mendengar Nabi bersabda,

"Barangsiapa yang salat (sunah rawatib) 12 rakaat dalam sehari semalam, niscaya dibuatkan bagi mereka sebuah rumah di surga.” (H.R. Muslim).

Baca juga: Bolehkah Shalat Isya Dikerjakan di Waktu Tahajud? Simak Jawaban Buya Yahya

Shalat Sunnah Rawatib Ghairu Mu'akkad

Sementara itu, yang termasuk shalat sunnah rawatib ghairu mu'akkad, yaitu tambahan selain dari shalat rawatib mu'akkad yang disebutkan di atas, yaitu:

- 2 rakaat setelah shalat dzuhur

- 4 rakaat sebelum shalat ashar

- 2 rakaat sebelum shalat magrib

- 2 rakaat sebelum shalat isya.

Niat Shalat Sunnah Rawatib

Bacaan niat shalat sunnah rawatib pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan bacaan shalat fardu.

Hanya saja, pada niat shalat rawatib, ada penambahan "qabliyatan" (jika dikerjakan sebelum shalat fardhu) atau "ba’diyatan" (jika dikerjakan sesudah shalat fardhu).

Berikut daftar bacaan niat salat sunah rawatib dua rakaat berdasarkan salat fardu yang diiringinya.

1. Niat Salat Rawatib Sebelum Salat Subuh (Qabliah Subuh)

اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli Sunnatash Subhi Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala

Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum subuh 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."

2. Niat Salat Rawatib Sebelum Duhur (Qabliah Dzuhur)

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala

Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum zuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."

3. Niat Salat Rawatib Sesudah Dzuhur (Ba'diyah Dzuhur)

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala

Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah zuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."

4. Niat Salat Rawatib Sesudah Magrib (Ba'diyah Magrib)

اُصَلِّى سُنَّةً الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli Sunnatal Maghribi Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala

Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah magrib 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."

5. Niat Salat Rawatib Sesudah Isya (Ba'diyah Isya)

اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholi Sunnatal Isyaa’i Rok’ataini Ba’diyatta Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala

Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah Isya 2 rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala."

Niat diatas merupakan niat shalat rawatib mu'akkad.

Untuk shalat sunnah rawatib lainnya, niatnya hampir sama.

Hanya tinggal menambahkan "qobliyatan" atau "ba’diyatan" dan mengganti shalat fardhu yang diiringi.

Baca juga: Shalat Tahajud, UAH Anjurkan Baca 3 Surah Pendek Ini, Jenis Surah yang Sering Diamalkan Rasulullah

Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib

Seperti halnya niat, tata cara shalat sunnah rawatib juga tidak jauh berbeda dengan shalat biasanya.

Namun khusus untuk pengerjaan shalat sunnah rawatib 4 rakaat, sebagaimana dijelaskan dalam Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, dianjurkan untuk dikerjakan terpisah dengan 2 salam (tiap 2 rakaat satu salam).

Dianjurkan pula bergeser dari posisi atau tempat shalat fardhu yang baru dikerjakan.

Selain itu, shalat sunnah rawatib dalam pengerjaannya tidak dilakukan secara berjamaah, melainkan sendiri-sendiri.

Tidak juga dengan adzan dan iqamah, serta bacaannya tidak dinyaringkan.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

UPDATE BERITA LAINNYA DI SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved