Destinasi Wisata Aceh

Gua Sarang, Keindahan Sabang Tersembunyi di Pelukan Hutan

Di balik rimbunnya pepohonan dan hutan kecil, Gua Sarang menghadirkan panorama alam yang menakjubkan, menjadikannya destinasi favorit di Sabang.

|
Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM/AULIA PRASETYA
GUA SARANG - Panorama tebing dan batuan karang alami di kawasan Gua Sarang, Desa Iboih, Sabang, menghadirkan pemandangan menakjubkan yang menjadi daya tarik utama wisata alam di ujung barat Indonesia. Foto 30 Oktober 2025. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Aulia Prasetya | Sabang

SERAMBINEWS.COM, SABANG - Gua Sarang, sebuah tempat indah yang terletak di Desa Iboih, Kecamatan Sukamakmue, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Di balik rimbunnya pepohonan dan hutan kecil, gua ini menghadirkan panorama alam yang menakjubkan, menjadikannya destinasi favorit bagi pecinta alam dan pemburu foto-foto eksotik.

Dari pusat Kota Sabang, Gua Sarang berjarak sekitar 22 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 40 menit dengan kendaraan. Rutenya searah menuju Tugu Nol Kilometer Indonesia, ikon wisata paling terkenal di Pulau Weh. Namun sesampai di masjid Desa Iboih, pengunjung akan menemukan dua persimpangan jalan yakni lurus ke arah Nol Kilometer, dan belok kiri menuju Gua Sarang.

Tiba di gerbang wisata Gua Sarang, pengunjung cukup membayar tiket masuk sebesar Rp5.000 per orang, harga yang sangat terjangkau untuk menikmati keindahan alam sekelas ini. Dari area gerbang, panorama laut biru jernih sudah mulai terlihat memanjakan mata. Namun, pesona sejati Gua Sarang baru benar-benar terasa setelah menuruni sekitar 167 anak tangga sejauh kurang lebih 100 meter menuju bibir tebing yang langsung menghadap laut.

Beberapa lapak kecil berdiri menjajakan makanan ringan, minuman segar, hingga jasa sewa alat snorkeling dan perahu wisata. Suara deburan ombak yang berpadu dengan hembusan angin laut menciptakan irama alami yang menenangkan.

“Gua Sarang ini memang terkenal karena pemandangannya yang eksotik. Banyak wisatawan datang bukan hanya untuk berfoto, tapi juga menikmati suasana alamnya yang tenang dan alami,” ujar Tarmizi, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Iboih, saat ditemui, Minggu (04/11/2025).

GUA SARANG - Wisatawan duduk di ayunan sambil menikmati panorama laut biru dan perbukitan hijau di kawasan wisata Gua Sarang, Desa Iboih, Sabang, 30 Oktober 2025.
GUA SARANG - Wisatawan duduk di ayunan sambil menikmati panorama laut biru dan perbukitan hijau di kawasan wisata Gua Sarang, Desa Iboih, Sabang, 30 Oktober 2025. (SERAMBINEWS.COM/AULIA PRASETYA)

Menurut Tarmizi, keunikan Gua Sarang tidak hanya pada tebing-tebing karang dan warna air lautnya yang biru kehijauan, tetapi juga karena tempat ini merupakan rumah bagi burung walet.

“Nama Gua Sarang itu sendiri berasal dari banyaknya burung walet yang membuat sarang di dinding-dinding karang. Selain indah, tempat ini punya ekosistem yang penting bagi satwa,” jelasnya.

Gua Sarang Terbentuk Alami

Secara geologis, Gua Sarang terbentuk secara alami selama ribuan tahun akibat proses pelarutan batuan karst oleh air hujan dan hantaman gelombang laut. Tebing-tebingnya yang menjulang tinggi diselimuti vegetasi hijau rimbun, menciptakan perpaduan menakjubkan antara pesona laut dan keindahan daratan.

Begitu menuruni tangga menuju dasar tebing, pengunjung akan disuguhi panorama laut biru yang tenang, diapit dinding-dinding karang kokoh. Sekitar seratus meter dari area pedagang, tampak mulut gua daya tarik utama kawasan ini. Bentuknya tak terlalu besar, namun sangat khas yakni dua batuan karang besar yang menyatu di tepi laut, seolah menjadi gerbang alami menuju dunia bawah tebing.

Dari udara, Gua Sarang tampak mempesona sebuah lekukan alam berbentuk setengah lingkaran yang menjorok ke laut, dikelilingi tebing kapur berwarna abu kehijauan dengan pepohonan tropis yang tumbuh lebat di puncaknya. Di tengahnya, terbentuk kolam alami berair biru toska jernih, tempat perahu-perahu kecil sering berlabuh tenang di bawah bayangan tebing.

Mulut gua berada tepat di bawah tebing besar yang menyerupai gua ganda, dua rongga batu berdampingan menghadap langsung ke laut lepas. Dari kejauhan, warna hijau pepohonan dan abu keperakan batu kapur berpadu indah dengan birunya laut, menciptakan panorama yang kontras namun serasi.

GUA SARANG - Penampakan dinding batu alami di dalam Gua Sarang, Desa Iboih, Sabang, menjadi rumah bagi burung walet dan kelelawar yang bersarang di celah-celah karang, menambah keunikan destinasi wisata alam di ujung barat Indonesia ini. Foto 30 Oktober 2025.
GUA SARANG - Penampakan dinding batu alami di dalam Gua Sarang, Desa Iboih, Sabang, menjadi rumah bagi burung walet dan kelelawar yang bersarang di celah-celah karang, menambah keunikan destinasi wisata alam di ujung barat Indonesia ini. Foto 30 Oktober 2025. (SERAMBINEWS.COM/AULIA PRASETYA)

Jalur menuju gua tampak berkelok di antara perbukitan hijau, menambah kesan eksotis dan misterius. Secara keseluruhan, Gua Sarang menyerupai teluk kecil alami yang tersembunyi di pelukan hutan seperti “laguna rahasia” yang menunggu untuk ditemukan oleh para penjelajah sejati Sabang.

Dari dalam gua, pengunjung bisa menyaksikan langsung deburan ombak yang memecah di bibir karang. Cahaya matahari yang menembus dari celah tebing menciptakan permainan bayangan dan kilau air yang memukau, menghadirkan suasana dramatis sekaligus menenangkan. Tak heran jika tempat ini menjadi salah satu spot favorit wisatawan untuk berfoto dan menikmati keindahan alam Sabang yang masih alami.

“Pertama kali datang ke Gua Sarang, saya langsung jatuh cinta. Airnya jernih banget, batu karangnya unik, dan suasananya tenang banget. Rasanya seperti menemukan tempat rahasia yang belum banyak dijamah orang,” ujar Rizka, wisatawan asal Medan.

Menurut Rizka, perjalanan menuju gua memang cukup menantang karena harus menuruni tangga dan melewati jalur berbatu, tetapi semua rasa lelah terbayar begitu sampai di lokasi. 

“Begitu sampai di bawah dan melihat pemandangannya, capek langsung hilang. Pokoknya, kalau ke Sabang belum ke Gua Sarang, rasanya belum lengkap,” tambahnya.

Bisa Lewat darat dan laut

Untuk mencapai Gua Sarang, wisatawan dapat memilih dua jalur yakni jalur darat dan jalur laut. Jika memilih jalur darat, perjalanan bisa dilakukan menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan. Sepanjang jalan, panorama alam Pulau Weh menjadi teman perjalanan yang luar biasa.

Hutan tropis, tanjakan dan turunan berkelok, serta sesekali kawanan monyet yang melintas di pinggir jalan menambah kesan petualangan tersendiri. Dari Pelabuhan Balohan, perjalanan menuju Gua Sarang memakan waktu sekitar 1 jam lebih dengan kendaraan roda dua atau empat.

Namun, bagi yang ingin pengalaman berbeda, jalur laut bisa menjadi pilihan menarik. Dari Iboih atau Gapang, wisatawan dapat menyewa perahu nelayan untuk menikmati perjalanan laut sambil menyaksikan tebing-tebing karang dari sisi lain Pulau Weh. Kadang, jika beruntung, lumba-lumba muncul di sekitar perairan, menambah kesan magis dari perjalanan ini.

“Selain snorkeling di Pulau Rubiah dan Tugu Nol Kilometer, Gua Sarang juga jadi destinasi favorit wisatawan. Banyak yang datang untuk hunting foto, snorkeling, atau sekadar bersantai menikmati udara laut yang segar,” kata Hafiz Noviansyah, pelaku usaha travel wisata di Sabang.

Menurut Hafiz, popularitas Gua Sarang meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir karena banyaknya unggahan foto wisatawan di media sosial. 

“Banyak wisatawan dari luar Aceh yang penasaran setelah melihat foto-fotonya di Instagram. Bahkan ada yang datang jauh-jauh hanya untuk menikmati panorama Gua Sarang,” ujarnya.

GUA SARANG - Pengunjung berpose di antara tebing batu karang yang menjulang di kawasan wisata Gua Sarang, Sabang, 30 Oktober 2025. Tempat ini dikenal dengan panorama alamnya yang eksotis dan air laut berwarna biru jernih yang memanjakan mata.
GUA SARANG - Pengunjung berpose di antara tebing batu karang yang menjulang di kawasan wisata Gua Sarang, Sabang, 30 Oktober 2025. Tempat ini dikenal dengan panorama alamnya yang eksotis dan air laut berwarna biru jernih yang memanjakan mata. (SERAMBINEWS.COM/AULIA PRASETYA)

Panorama Laut dan Pesan Alam

Daya tarik utama Gua Sarang bukan hanya pada panorama laut dan tebing karangnya, tetapi juga pada suasana alami dan keheningan yang membuat siapa pun betah berlama-lama. Dari atas tebing, pengunjung dapat menikmati pemandangan Samudera Hindia yang luas dan biru, sementara dari bawah gua, suara ombak dan semilir angin laut menciptakan harmoni alam yang menenangkan.

Beberapa wisatawan memilih untuk berenang atau snorkeling di sekitar area gua. Air lautnya yang jernih memungkinkan wisatawan melihat ikan-ikan kecil yang berenang di antara terumbu karang. Namun, pada saat memasuki musim angin barat ombak di sekitar gua bisa cukup kuat terutama saat pasang, pengunjung disarankan untuk berhati-hati dan selalu memperhatikan petunjuk dari pemandu lokal.

Selain menjadi tempat wisata, kawasan ini juga menjadi habitat penting bagi burung walet dan biota laut lainnya.

“Kami ingin Gua Sarang ini tetap alami dan berkelanjutan. Alamnya harus dijaga supaya bisa dinikmati anak cucu nanti,” tutur Tarmizi.

Untuk mencapai Sabang, wisatawan harus menyeberang dari Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh menuju Pelabuhan Balohan di Sabang. Tersedia dua jenis kapal yang bisa dipilih, yakni kapal cepat dan kapal feri (roro). Kapal cepat menempuh perjalanan sekitar 45 menit dengan tarif berkisar Rp100 ribu per orang, namun tidak diperbolehkan membawa kendaraan. Sementara itu, kapal feri (roro) menempuh waktu sekitar 1 jam 45 menit, dengan tarif yang lebih terjangkau yakni 35 ribu perorang serta dapat mengangkut kendaraan roda dua maupun roda empat.

Tiba di Sabang, bila wisatawan tidak membawa kendaraan dapat dengan mudah menemukan berbagai layanan penyewaan kendaraan. Jalan menuju Gua Sarang sudah cukup baik, meski di beberapa titik menanjak dan berkelok. Namun, semua rasa lelah dalam perjalanan akan terbayar begitu sampai di lokasi dan melihat keindahan alam yang masih alami.

GUA SARANG - Wisatawan menikmati keindahan tebing dan laut biru di kawasan Gua Sarang, Desa Iboih, Sabang, destinasi eksotis yang menawarkan panorama alam menakjubkan di ujung barat Indonesia  Foto 30 Oktober 2025.
GUA SARANG - Wisatawan menikmati keindahan tebing dan laut biru di kawasan Gua Sarang, Desa Iboih, Sabang, destinasi eksotis yang menawarkan panorama alam menakjubkan di ujung barat Indonesia Foto 30 Oktober 2025. (SERAMBINEWS.COM/AULIA PRASETYA)

Keindahan Gua Sarang sering dibandingkan dengan destinasi kelas dunia seperti Raja Ampat atau Phuket. Meski tidak sebesar atau setenar dua lokasi itu, Gua Sarang memiliki pesona tersendiri yang membuat siapa pun terpesona. Air lautnya yang jernih, batuan karang yang artistik, serta udara sejuk khas Pulau Weh membuatnya layak disebut sebagai “surga kecil di ujung barat Indonesia.”.

Bagi yang ingin melepas penat, menikmati keheningan, atau sekadar mencari inspirasi, Gua Sarang adalah tempat yang tepat. Saat matahari mulai condong ke barat, warna langit yang berubah jingga berpadu dengan biru laut menciptakan pemandangan senja yang menenangkan jiwa.

“Kalau ke Sabang, jangan cuma ke Nol Kilometer saja. Gua Sarang ini harus dikunjungi. Tempatnya unik, alami, dan luar biasa indah,” kata Rizka.

Gua Sarang bukan sekadar destinasi wisata, tetapi sebuah pengalaman. Ia mengajarkan arti ketenangan, kesederhanaan, dan keindahan alam yang murni tanpa polesan. Di sinilah Sabang menunjukkan pesonanya yang sejati bukan hanya lewat panorama laut, tetapi juga lewat harmoni antara manusia dan alam yang hidup berdampingan.(*)

INFORMASI LAINNYA TENTANG DESTINASI WISATA ACEH KLIK DI SINI

Baca juga: Keindahan Sabang tak Pernah Habis

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved