Cahaya Aceh
Menjajal Pink Beach Pertama di Aceh, Wajah Baru Keindahan Surga Tersembunyi Lhok Mata Ie
Fenomena langka ini menjadikan Lhok Mata Ie sebagai pantai pertama di Aceh yang memiliki pasir putih bercampur semburat warna merah muda,
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Yeni Hardika | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO – Bagi anak muda Banda Aceh dan Aceh Besar, nama Pantai Lhok Mata Ie di Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, mungkin sudah tidak asing.
Dikenal sebagai destinasi primadona untuk kamping dan memancing, pantai tersembunyi di balik perbukitan ini kini menyimpan rahasia keindahan yang belum banyak terungkap, pesona Pink Beach.
Fenomena langka ini menjadikan Lhok Mata Ie sebagai pantai pertama di Aceh yang memiliki pasir putih bercampur semburat warna merah muda, menjadikannya perbandingan eksotis dengan Pink Beach yang terkenal di Indonesia, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Terletak sekitar 15 km dari pusat Kota Banda Aceh, tepatnya di Desa Lampageu (dikenal juga sebagai Ujong Pancu), Lhok Mata Ie sebenarnya sudah ramai dikunjungi sejak sekitar tahun 2010.
Dikelilingi perbukitan hijau, pantai ini menawarkan suasana damai dengan hamparan pasir putih yang lembut, air laut biru jernih yang tenang, dan bebatuan besar yang sekilas mirip granit di Belitung.
Ukuran pantainya yang relatif kecil, sekitar 20 hingga 30 meter, memberikan sensasi ketenangan seperti pantai milik pribadi.
Baca juga: Pantai Gapang Sabang, yang Datang ke Sini Pasti Ingin Kembali Lagi
Meskipun sudah dibuka sejak lama, fenomena Pink Beach ini ternyata baru-baru ini menonjol.
Junaidi, warga lokal yang menjadi pemandu wisata bahkan mengaku baru mengetahuinya saat dikunjungi Serambi.
"Baru kali ini juga dengar," ujar warga yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan tersebut.
Secara ilmiah, pantai berpasir pink seperti Pink Beach Labuan Bajo, memperoleh warna uniknya dari serpihan karang merah yang bercampur dengan pasir putih.
Warna merah ini utamanya berasal dari foraminifera atau Foram, yakni plankton mikroskopis yang menghasilkan pigmen merah.
Foram sendiri merupakan organisme purba yang kerabat tertuanya muncul di lautan hampir satu miliar tahun yang lalu.
Selain foraminifera, sumber warna pink pada pasir pantai juga kerap dihubungkan dengan serpihan cangkang-cangkang kerang yang pecah.
Serpihan halus ini terbawa ombak ke pesisir dan kemudian bercampur dengan butiran pasir putih yang umumnya berasal dari batuan kapur di sekitar pantai.
Fenomena serupa diduga kuat terjadi di Lhok Mata Ie.
Saat tim Serambi mengunjungi lokasi tersebut beberapa hari lalu, ditemukan keberadaan cangkang kerang dan pecahan terumbu karang berwarna merah.
Kehancuran dan percampuran kedua material akibat hempasan ombak ini diduga jadi penyebab utama munculnya semburat pink langka yang berbaur indah dengan butiran pasir putih.
Meskipun gradasi warna pink di Lhok Mata Ie tidak semerah Pink Beach Labuan Bajo, keunikan visualnya tetap bisa dinikmati, namun dengan mata telanjang.
Baca juga: Semilir Angin Senja di Pantai Cemara Indah Aceh Singkil
Keindahan ini juga seringkali tidak terlihat jelas dalam tangkapan lensa kamera.
Hal inilah yang menjadikan pesona pantai tersembunyi ini wajib disaksikan secara langsung.
Perjalanan Penuh Petualangan Menuju Pink Beach
Pink Beach yang ada di Pantai Lhok Mata Ie menawarkan beragam aktivitas rekreasi.
Selain menikmati keindaan pantai dan pemandangan laut yang masih asri, wisatawan dapat melakukan kegiatan bahari seperti berenang, snorkeling hingga diving.
Wisata ini juga populer sebagai lokasi kamping, meskipun fasilitas ini hanya dikhususkan bagi pengunjung pria.
Baca juga: Keindahan Sabang tak Pernah Habis
Menariknya, objek wisata ini juga menawarkan sensasi pertualangan, yang membuatnya berbeda dari wisata pantai pada umumnya.
Untuk mencapai lokasi, wisatawan harus mendaki memotong perbukitan dari perumahan warga Ujong Pancu.
Perjalanan ini memakan waktu sekitar 45 hingga 60 menit, tergantung kecepatan masing-masing pengunjung.
Sementara waktu tempuh dari pusat Kota Banda Aceh ke pintu utama di pemukiman warga di Ujong Pancu, hanya memakan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan.
Di titik ini, pengunjung akan dimintai biaya masuk sebesar Rp 5.000 per orang.
Selain biaya masuk, pengunjung juga akan dikenakan biaya parkir kendaraan sebesar Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 20.000 untuk mobil.
Baca juga: Pantai Anoi Itam, Pesona Pasir Hitam yang Eksotis di Ujung Barat Indonesia
Lokasi parkir kendaraan ini tak jauh dari titik lokasi pos penjagaan pengelola, namun tepat di kaki bukit.
Dari sinilah pengunjung mulai melakukan perjalanan yang sesungguhnya, yaitu mendaki.
Perjalanan menyusuri jalan setapak dengan trek naik turun ini sudah menjadi bagian dari tantangan tersendiri untuk tiba di Pink Beach Lhok Mata Ie.
Selama rute pendakian, pengunjung akan disuguhi pemandangan perkebunan warga, hutan yang asri, hingga aliran sumber mata air yang jernih dan segar di sela-sela pepohonan.
Aturan khusus bagi pengunjung wanita
Demi keamanan dan mencegah hal yang tidak diinginkan, objek wisata ini menerapkan aturan kunjungan yang ketat.
Aturan ini melarang aktivitas kamping dan mewajibkan pengunjung wanita, baik dalam kelompok khusus wanita maupun campuran, untuk didampingi oleh pemandu lokal selama perjalanan mendaki menuju dan kembali dari Pink Beach.
Pengecualian tanpa guide hanya diberikan kepada pengunjung keluarga, dengan syarat wajib melapor kepada pengelola.
Pembatasan waktu juga diterapkan bagi pengunjung wanita.
Mereka wajib tiba di pintu masuk utama paling lambat pukul 12.00 WIB dan harus meninggalkan pantai maksimal pukul 17.00 WIB.
Untuk jasa pendampingan guide lokal selama hampir satu hari penuh, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 200.000 per kelompok.
Biaya ini mencakup pendampingan, pengarahan trek pendakian, dan bantuan menjaga barang dari serangan monyet di lokasi pantai.
Sebagai alternatif, Pink Beach Lhok Mata Ie juga dapat diakses menggunakan perahu (boat) oleh pengunjung pria maupun wanita, dengan tarif yang hampir sama dengan biaya pendampingan guide lokal.
Mengingat lokasi yang tersembunyi dan jauh dari permukiman, kawasan Pink Beach Lhok Mata Ie murni merupakan wisata alam tanpa pedagang atau kios makanan di lokasi utama.
Oleh karena itu, calon pengunjung diwajibkan melakukan persiapan logistik yang matang, termasuk membawa persediaan makanan dan minuman yang cukup.
Objek wisata ini dibuka setiap hari untuk pengunjung yang ingin merasakan petualangan dan panorama alam.
Namun, khusus hari Jumat, kunjungan ditutup sejak pagi hingga usai pelaksanaan shalat Jumat.
Dukungan Pemerintah dan Seruan Menjaga Kelestarian
Pink Beach di Lhok Mata Ie sejatinya sudah dikenal sebagai salah satu objek wisata potensial di Aceh Besar.
Fenomena pasir berwarna pink yang muncul belakangan membuat lokasi ini semakin istimewa dan menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Dedi Yuswadi AP, menyambut baik keunikan ini.
Ia menilai bahwa potensi tersebut dapat menjadi daya tarik baru bagi pengembangan pariwisata Aceh.
Baca juga: Menyapa Pantai Pasir Tinggi, Mutiara Biru dari Pulau Simeulue
“Kita sangat menyambut baik dan sepakat bahwa setiap hal positif yang bisa menjadi daya tarik baru bagi pariwisata Aceh patut kita dukung bersama. Fenomena pasir berwarna pink di kawasan Lhok Mata Ie ini tentu menarik perhatian dan menjadi sesuatu yang istimewa, apalagi jika ini merupakan yang pertama ditemukan di Aceh,” ujar Dedi.
Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa alam Aceh menyimpan banyak potensi keindahan yang masih bisa digali.
Apalagi kawasan ini memang sudah menjadi favorit bagi wisatawan, terutama bagi pecinta alam dan aktivitas luar ruang seperti berkemah.
Disbudpar Aceh pun berkomitmen mempromosikan destinasi unggulan ini, sambil terus mengimbau wisatawan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
“Selain promosi digital dan media, kami terus mengimbau wisatawan untuk menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan agar keindahan objek wisata ini tetap terjaga untuk generasi mendatang,” pungkasnya.
Senada dengan pemerintah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Munawar Ar atau Ngoh Wan, menegaskan bahwa kelestarian Pink Beach Lhok Mata Ie merupakan tanggung jawab bersama.
Ia mewajibkan pengunjung untuk merawat objek wisata, terutama dengan tidak meninggalkan sampah.
Baca juga: Pantai Batee Puteh Surga Tersembunyi di Kota Naga
"Dengan merawat bersama, keindahan pantai ini akan tetap terjaga, sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan lagi," ujar Anggota DPRA Fraksi PKB dari dapil I tersebut.
Ngoh Wan juga mendukung aturan pengelolaan wisata yang diterapkan masyarakat setempat.
Menurutnya, hal itu menunjukkan dukungan terhadap konsep wisata halal di Aceh yang terus di branding oleh pemerintah daerah.
"Semoga lokasi wisata ini dapat jadi contoh bagi lokasi wisata lainnya," pungkas Ngoh Wan. (*)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
Aceh
Aceh Besar
Ujong Pancu
Lhok Mata Ie
Pantai Lhok Mata Ie
Pink Beach
Serambi Indonesia
wisata pantai
objek wisata
Destinasi
wisata
serambi
Serambinews
Cahaya Aceh
| Aceh Ramadhan Festival dan Aceh Perkusi Masuk Kharisma Event Nusantara |
|
|---|
| 5 Pilihan Wisata saat Libur Akhir Tahun 2022 di Sabang, Kamu yang Mana? |
|
|---|
| Liburan Akhir Tahun, Begini Panduan dan Tips Liburan ke Aceh, Lengkap dengan Rekomendasi Wisata |
|
|---|
| Lokasi Wisata Hits Kalangan Anak Muda Aceh di Lhok Gaca Aceh Besar, Sensasi Swafoto Pakai Sampan |
|
|---|
| Pesona Pantai Pasir Putih Lhok Mee di Aceh Besar, Bagai Surga yang Wajib Dikunjungi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Pemandangan-pantai-Lhok-Mata-Ie.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.