Video

VIDEO - Tim Jihandak Curigai Ledakan SMAN 72 Gunakan Remote Control

Puslabfor Mabes Polri juga sedang memeriksa jenis serbuk dan sisa bahan kimia yang ditemukan di lokasi kejadian.

SERAMBINEWS.COM – Misteri penyebab ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, mulai terungkap. Tim penjinak bom (Jihandak) menduga, perangkat peledak yang digunakan dikendalikan dari jarak jauh menggunakan remote control.

Meski begitu, polisi belum memastikan jenis bahan peledak maupun sistem pemicu ledakan, karena analisis forensik masih berlangsung.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto menyampaikan, penjelasan teknis akan disampaikan langsung oleh satuan Jihandak dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.

Baca juga: VIDEO - Pasca Tragedi Bom di SMAN 72, Prabowo Geram: Akan Batasi Game Online Pemicu Kekerasan

“Nanti pihak Jihandak yang akan menjelaskan, karena mereka lebih ahli dalam menganalisis barang bukti ledakan,” ujar Budi, Minggu (9/11/2025).

Penyelidikan ini melibatkan tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Densus 88 Antiteror, serta Gegana Brimob. Mereka tengah menelusuri bagaimana pelaku merakit dan mengoperasikan perangkat yang menyebabkan ledakan di lingkungan sekolah.

Menurut Budi, Puslabfor Mabes Polri juga sedang memeriksa jenis serbuk dan sisa bahan kimia yang ditemukan di lokasi kejadian. Hingga kini, polisi belum dapat memastikan apakah bahan tersebut termasuk kategori berbahaya atau bukan.

“Kami imbau masyarakat tidak berspekulasi. Hasil lengkap akan disampaikan oleh Kapolri dalam rilis resmi,” tegas Budi.

Baca juga: VIDEO Viral Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta Jadi Sorotan Media Asing

Budi menambahkan, sejauh ini belum ditemukan indikasi keterlibatan pelaku dengan jaringan teror. Namun, Densus 88 tetap mendalami seluruh kemungkinan, termasuk motif dan pesan-pesan misterius yang tertulis di lokasi kejadian.

Salah satu temuan yang menarik perhatian penyidik adalah tulisan berbahasa Inggris “Welcome to Hell” dan “For Agartha” yang tertera pada senjata mainan di sekitar lokasi ledakan.

“Hasil dari Densus 88, Puslabfor, Gegana, dan Reskrim akan dikompilasi agar informasi yang disampaikan ke publik tidak bias,” jelas Budi.

Seperti diketahui, ledakan di SMAN 72 terjadi pada Jumat (7/11/2025) siang, bertepatan dengan waktu salat Jumat. Peristiwa itu menyebabkan 96 orang menjadi korban, terdiri dari siswa, guru, dan warga sekitar sekolah.

Dari jumlah tersebut, 29 orang masih dirawat di rumah sakit, sementara 67 orang lainnya sudah dipulangkan.

“Empat belas korban dirawat di RS Islam Cempaka Putih, 14 di RS Yarsi, dan satu di RS Pertamina,” tutur Budi.

Tragedi ini kini menjadi perhatian serius pemerintah, setelah Presiden Prabowo Subianto menyatakan akan meninjau ulang pengaruh game online dan potensi kekerasan di kalangan pelajar.(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved