Video

VIDEO - Menyusuri Sungai, Mengenang Kendaraan Para Raja Singkil

Dalam sebuah atraksi di Sungai Singkil, Kakajangan terlihat berputar tujuh kali mengelilingi Gegunungan.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: m anshar

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Dede ROsadi | Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, ACEH SINGKIL - Suara tabuhan gendang, canang kayu, dan gong mengiringi dendang syair yang saling berbalas di atas sungai. Letusan bersahutan dan semburan api dari para pengawal kapal memecah kesunyian. Setelah situasi dinyatakan aman, sebuah perahu besar bernama Gegunungan pun bersandar di tepi Sungai Kampung Rantau Gedang, Kecamatan Singkil.

Gegunungan merupakan istana berjalan yang dibangun di atas kapal kayu tradisional. Pada masanya, gegunungan berfungsi sebagai kendaraan para raja Singkil untuk mengarungi sungai saat berkunjung ke kerajaan lain atau meninjau wilayah kekuasaannya. Kapal ini dihiasi dengan kain berornamen khas Singkil serta panji-panji kebesaran kerajaan.

Gegunungan selalu dikawal oleh kapal lain yang disebut Kakajangan. Kapal pengawal ini berukuran lebih kecil dan lincah. Kakajangan diisi oleh para ulu balang dan kesatria yang bertugas mengamankan perjalanan raja.

Dalam sebuah atraksi di Sungai Singkil, Kakajangan terlihat berputar tujuh kali mengelilingi Gegunungan. Menurut Ketua Majelis Adat Aceh Kabupaten Aceh Singkil, Zakirun Pohan, ritual itu merupakan simbol pemeriksaan keamanan untuk memastikan bahwa yang berada di dalam Gegunungan adalah raja yang sah, bukan penyusup.

Kakajangan merupakan pasukan pendahulu yang wajib memastikan keamanan lokasi yang akan dikunjungi raja. Setelah lokasi aman, mereka berjaga di perbatasan menunggu kedatangan raja. Begitu raja tiba, mereka kembali melakukan pemeriksaan dengan mengelilingi Gegunungan.

Gegunungan dan Kakajangan adalah warisan para raja Aceh Singkil yang pada masa lalu bermukim di tepian sungai. Atraksi kedua kendaraan air ini menjadi suguhan bagi tim Ekspedisi Sungai Singkil yang memulai perjalanan dari Rantau Gedang dan Teluk Rumbia.

Rombongan ekspedisi yang diselenggarakan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I Aceh itu dilepas oleh Wakil Bupati Aceh Singkil, Hamzah Sulaiman. Ekspedisi ini melakukan napak tilas sisa peradaban masa lalu di sepanjang Sungai Singkil hingga Sungai Lae Soraya di Kota Subulussalam. (*)

Narator: Syita

Video Editor: Muhammad Anshar

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved