Breaking News

Vidoe

VIDEO Israel Tolak Mentah Desakan Amnesti Netanyahu, Tuntut Prosedur Hukum Dihormati

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memicu kontroversi global setelah secara resmi mendesak Presiden Israel, Isaac Herzog

Editor: Fadia Azzahara

SERAMBINEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memicu kontroversi global setelah secara resmi mendesak Presiden Israel, Isaac Herzog, untuk memberikan pengampunan penuh kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang sedang menghadapi kasus penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. 

Mengutip dari laporan Tribunews 14/11/2025, Dalam surat yang dikirim Trump Kamis (13/11/2025), Trump menegaskan bahwa meskipun ia menghormati independensi sistem peradilan, ia yakin kasus hukum yang menjerat Netanyahu merupakan "penuntutan politis yang tidak dapat dibenarkan", bukan proses hukum murni, dan ia menggambarkannya sebagai politisasi hukum yang tidak adil terhadap seorang pembela Israel.

Namun, desakan dari sekutu terkuat Israel ini langsung mendapat respons dingin dan penolakan tersirat dari Kantor Presiden Herzog, yang merespons secara diplomatis bahwa mereka menghargai dukungan Trump, tetapi menekankan bahwa setiap permintaan amnesti harus diajukan secara resmi oleh terdakwa atau keluarganya sesuai dengan prosedur hukum Israel yang berlaku; dengan demikian, Israel secara tegas menolak upaya intervensi politik dari luar. 

Baca juga: VIDEO Israel Langgar Gencatan Senjata Gaza 282 Kali dalam Sebulan, AS Tetap Anggap Efektif

Penolakan ini kemudian diperkuat oleh kemarahan oposisi Israel, di mana Mantan Perdana Menteri Yair Lapid mengecam langkah Trump, menyatakan bahwa Israel adalah negara berdaulat dan tidak seharusnya menerima tekanan dari pemimpin asing.

Di tengah persidangan Netanyahu yang telah berlangsung lima tahun atas tiga kasus berbeda—termasuk tuduhan menerima hadiah mewah (Kasus 1000), dugaan persekongkolan pemberitaan positif (Kasus 2000), dan pemberian keuntungan regulasi timbal balik dengan media (Kasus 4000)—langkah Trump dinilai para analis sebagai upaya strategis untuk memperkuat citranya di kalangan konservatif pro-Israel. 

Baca juga: VIDEO Prancis Percepat Pengakuan Palestina, Ancam Israel Soal Tepi Barat!

Analisis ini sejalan dengan latar belakang kedekatan politik erat antara kedua pemimpin tersebut, yang terjalin sejak Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan menjadi arsitek utama Abraham Accords, menjadikannya simbol ketegangan antara kekuatan politik global dan kedaulatan integritas hukum di Israel.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved