Video
VIDEO - Ekspedisi Sungai Singkil, dari Pulau Eks Sengketa Berakhir di Tanah Kejujuran
Sebelum berangkat rombongan mendapat suguhan atraksi Gegunungan, kebudayaan warisan raja-raja Singkil.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: m anshar
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Dede Rosadi I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Tim Ekspedisi Sungai Singkil, naik kapal kayu tradisional untuk memulai perjalanan dari Danau Anak Laut di Kabupaten Aceh Singkil, Rabu 12 November 2025.
Tujuannya Pulau Panjang, pulau eks sengketa Aceh dengan Sumatera Utara, di Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil.
Bukan tanpa alasan Pulau Panjang, menjadi titik awal ekspedisi, lantaran pada masa lalu merupakan tempat berlindung kapal dari cuaca buruk sebelum masuk ke Singkil Lama, tempat muara sungai berada.
Tiba di Pulau Panjang, tim ekspedisi yang terdiri dari akademisi, pecinta alam, sejarawan, seniman, pegiat budaya, pegiat media sosial, fotografer dan jurnalis langsung eksplor keindahannya.
Esoknya 13 November 2025 tim ekspedisi yang disokong Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I Aceh, memulai pelayaran melewati alur sungai dari Kampong Rantau Gedang dan Teluk Rumbia, di Kecamatan Singkil.
Sebelum berangkat rombongan mendapat suguhan atraksi Gegunungan, kebudayaan warisan raja-raja Singkil.
Selanjutnya berlayar menggunakan dua kapal tradisional susuri sungai yang pada masa lalu merupakan urat nadi transportasi.
Sampai di kawasan Pemuka Lama, belok ke kiri masuk ke sungai Lae Soraya. Di kawasan itu lampung sisa-sisa kejayaan peradaban sungai Singkil, masih terlihat di pinggir sungai.
Setelahnya yang terlihat air sungai serta tumbuhan liar di pinggir sungai, hingga akhirnya menjelang sore tiba di Kampong Lentong.
Di kampung yang masuk dalam Kecamatan Kota Baharu, itu tim ekspedisi menginap sekalian melihat benda-benda peninggalan kerajaan Kuta Baharu.
Paginya 14 November 2025 tim ekspedisi selanjutkan menelusuri sungai dengan tujuan Kampong Longkib, Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam.
Di sana rombongan mendapat suguhan kuliner lompong sagu serta melihat benda peninggalan raja Longkib.
Perjalan melalui sungai dilanjutkan ke tanah kejujuran di Kampong Oboh, Kecamatan Rundeng, tempat penyair sufi Syekh Hamzah Fansuri, dimakamkan.
Makam Syekh Hamzah Fansuri disebut tanah kejujuran, sebab pada masa lalu ketika sang ulama menanam padi hasil panen selalu sama dengan benih yang ditanam.
Tanah kejujuran itulah menjadi akhir petualang menyusuri peradaban sungai.(*)
Narator: Dara
Video Editor: Muhammad Anshar
| VIDEO - Ratusan Siswa SD dan SMP di Bireuen Ikuti Festival Revitalisasi Bahasa Aceh |
|
|---|
| VIDEO - Doa Rosmawan Minta Kebunnya Dikembalikan di Hadapan Anggota DPR RI |
|
|---|
| VIDEO SKAK MAT! Hamas Tolak Mentah-Mentah Rencana 'Perwalian Paksa' AS di Gaza |
|
|---|
| VIDEO - BAM DPR RI Respon Warga, HGU Melebihi Batas hingga Parit Gajah |
|
|---|
| VIDEO - Menhan Kaget Gaji Pacar Perawat Lebih Tinggi dari Prajurit Muda saat Sidak di Yonif 857 |
|
|---|