Jembatan Bailey di Tangse belum Berfungsi

Sampai hari kedelapan pascabencana banjir bandang Tangse, Pidie, hingga Sabtu (3/3) kemarin, arus transportasi jalur tengah Beureunuen-Tangse

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Jembatan Bailey di Tangse belum Berfungsi
Warga mengangkat sepeda motor menyebrangi sungai, akibat jembatan Bailey (jembatan darurat) yang dipasang dii Gampong Blang Malo, Kecamatan Tangse, Pidie, Sabtu (3/3) belum berfungsi sebagai sarana penyebrangan di jalan Beureunuen-Tangse. SERAMBI/M NAZAR
SIGLI - Sampai hari kedelapan pascabencana banjir bandang Tangse, Pidie, hingga Sabtu (3/3) kemarin, arus transportasi jalur tengah Beureunuen-Tangse belum normal. Kendaraan roda empat maupun roda dua terpaksa mengarungi alur sungai, menyusul jembatan bailey (jembatan darurat) belum bisa berfungsi sebagai sarana penyebrangan.

“Saat ini pekerja dari Dinas Bina Marga Cipta Karya (BMCK) Aceh, sedang memasang kerangka jembatan bailey di Gampong Blang Malo, Kecamatan Tangse. Dua hari kedepan jembatan tersebut sudah bisa digunakan pengguna jalan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie, Apriadi SSos, kepada Serambi, Sabtu (3/3).

Dikatakan, jembatan bailey sepanjang 30 meter tersebut adalah bantuan Balai Besar I Sumatera Utara melalui Satuan Kerja (Satker) di Banda Aceh. Karena, kata Apriadi, lintas Keumala, Tangse, Mane dan Geumpang merupakan jalan nasional. Dengan begitu, penanganan jalan tersebut merupakan wewenang penuh dari Satker Nasional.

Dikatakan, jembatan bailey yang digunakan di Gampong Blang Malo akan dibongkar saat jembatan permanen sepanjang 30 meter rampung dikerjakan. Jembatan tersebut akan ditangani langsung pembangunannya oleh Balai Besar I Sumatera Utara.

Kata Apriadi, ia tidak mengetahui kapan jembatan permanen tersebut dikerjakan. “Apakah dalam masa rehab rekons, kita tidak mengetahuinya. Karena bisa saja Balai Besar membangun sekarang karena dana bersumber dari mereka,” kata Apriadi.

Ia mengharapkan, jika jembatan bailey dibongkar saat jembatan permanen selesai dikerjakan. Sedianya, Balai Besar I Sumatera Utara tidak membawa pulang jembatan bailey tersebut. Sebab, jembatan itu bisa digunakan untuk masyarakat Tangse di pedesaan. Pantauan Serambi Sabtu (3/3), kendaraan roda empat terpaksa mengarungi alur sungai yang melintasi jalan Beureunuen-Tangse. Kendaraan roda dua jenis matic terpaksa digotong oleh warga dengan mengarungi alur sungai tersebut. Di sisi lain, pekerja sedang merangkai rangka jembatan bailey. Sekitar 80 persen rangka jembatan itu telah rampung dipasang. Tapi, hingga kemarin, jembatan bailey itu belum bisa digunakan oleh pengguna jalan yang melintas dari dua arah.(naz)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved