Ilmuwan Ungkap "Makan Malam Terakhir" Dinosaurus
Mereka menemukan "isi perut utuh" dari dua spesimen Sinocalliopteryx Gigas
SERAMBINEWS.COM, BEIJING - Para ilmuwan Cina dan Kanada mengatakan fosil dinosaurus dan burung yang ditemukan di dalam perut dua fosil Compsognathidaes (sejenis dinosaurus) telah memberikan wawasan baru bahwa itulah "santap malam" mereka kali terakhir sebelum punah.
Artikel itu diterbitkan dari sebuah jurnal ilmiah "PLoS ONE". Mereka menemukan "isi perut utuh" dari dua spesimen Sinocalliopteryx Gigas, atau biasa disebut Dinosaurus China yang memiliki bulu-bulu indah, ditemukan di timur laut China.
Temuan itu diumumkan setelah para ilmuwan dari University of Alberta dan Pipestone Creek Initiative Dinosaur, keduanya berbasis di Kanada, dan Akademi Ilmu Geologi China melakukan penelitian bersama tentang fosil yang ditemukan di Kabupaten Yixian, Provinsi Liaoning, RRC.
Perut satu spesimen itu berisi satu set tulang kaki, lengkap dengan falang, yang merupakan milik Dromaeosauridae, sejenis dinosaurus mirip burung pemakan daging, kata Xing Lida dari University of Alberta.
"Kaki muncul sangat besar di bagian perut, hampir mengisi seluruh rongga," kata Xing.
Penemuan ini membuktikan bahwa Compsognathidaes Cina, yang hidup sekitar 124 juta tahun lalu pada era Cretaceous, memangsa dinosaurus lebih dari sepertiga dari ukuran mereka, kata Xing.
Gigas Sinocalliopteryx adalah yang terbesar diantara Compsognathidaes, sebuah dinosaurus dewasa berukuran 2,4 meter panjangnya, dengan tubuh yang ditutupi bulu panjang.
Isi perut biasanya jarang ditemukan fosil dinosaurus lain, kata para peneliti.
"Rupanya Compsognathidae mati mendadak setelah memangsa Dromaeosauridae, dan itu adalah makan malam terakhir mereka yang telah menjadi fosil pula didalam perutnya," kata Ji Shu'an, seorang peneliti dari Akademi Ilmu Geologi China.
Beberapa batu juga ditemukan dalam perut dinosaurus. Ilmuwan percaya dinosaurus itu sengaja menelan batu untuk membantu pencernaan.
Sebuah spesimen kedua ditemukan telah diawetkan dalam perut berupa tulang tulang, yang diyakini sebagai fosil burung primitif dan seekor dinosaurus yang lebih condong mirip burung, juga ditemukan dalam perutnya.
Ahli paleontologi masih akan terus memecahkan teori-teori tentang bagaimana dinosaurus yang ada di daratan mampu menangkap burung terbang. Satu hipotesis menyatakan bahwa burung-burung itu sebenarnya sedang memulung makanan (mirip burung nasar atau burung bangkai di Afrika yang mengerubungi bangkai di daratan). Sementara ahli lainya menduga ada sejenis kadal purba yang mampu melompat ke udara dan menangkap mangsanya.
"Mereka mungkin telah diam-diam mendekati burung dan menangkapnya meluncurkan dengan cepat," kata Xing. | XINHUA | Halim El Bambi
Rekomendasi untuk Anda