Opini
Antara Dunia Maya dan Dunia Nyata
SIAPA sih yang tidak tahu tentang internet? Sekarang, apapun yang kita lakukan banyak berhubungan dengan internet
SIAPA sih yang tidak tahu tentang internet? Sekarang, apapun yang kita lakukan banyak berhubungan dengan internet, mulai dari mengerjakan tugas bagi pelajar dan mahasiswa, ajang promosi bagi perusahaan, sampai-sampai tempat mencari jodoh bagi yang jomblo. Dunia maya atau internet sudah bukan lagi hal asing bagi masyarakat dewasa ini.
Berbagai macam kemudahan mengakses ke dunia maya seperti makin menjamurnya arung internet (warnet), tempat-tempat hang out ber-wifi serta semakin berkembangnya gadget yang mendukung dan menjadikan dunia maya sudah seperti ‘rumah kedua’ bagi sebagian masyarakat era sekarang.
Komputer, telepon selular, internet dan berbagai produk teknologi informasi lainnya membentuk dunia maya, terkadang juga disebut dunia digital. Disadari atau tidak disadari, suka atau tidak suka, saat ini tidak ada lagi aspek dalam kehidupan kita yang tidak bersentuhan dengan dunia maya hingga ke tengah hutan sekali pun.
Chatting dan browsing
Internet telah membuat banyak orang menjadi “gila”. Ada orang yang lebih mencintai internet melebihi rasa cinta kepada pasangannya. Ada juga orang yang rela tidak tidur demi chatting dan browsing. Ada anak yang lebih memilih internet dari nasi. Dari orang dewasa hingga anak-anak memenuhi warung-warung internet, setiap harinya, karena “kegilaan” terhadap internet.
Dampak positif memang ada, contoh nyata adalah penggunaan komputer televisi, radio, telepon, telepon seluler serta internet juga meningkatkan tingkat kecerdasan dalam hal konektivitas dalam memperoleh informasi yang aktual. Akan tetapi dampak negatif yang ditimbulkan juga bukan merupakan perkara yang tidak dapat disepelekan.
Penggunaan internet selain memajukan masyarakat dalam hal memperoleh informasi dengan cepat dan akurat, juga memberikan dampak negatif yang efeknya nyata yaitu timbulnya gaya hidup di dunia maya yang membuat orang-orang tidak menyadari bahwa terjadi perubahan pada dirinya akibat dunia maya.
Hal ini adalah awal rusaknya para pengguna internet, mereka dipengaruhi cara berpikir yang salah tentang internet. Diberikan gambaran tentang black hacker, pornografi, black underground community, dan hal negatif lainnya. Sehingga mereka terpancing untuk mencoba hal-hal buruk yang pada akhirnya merugikan diri sendiri dan orang lain. Yang lebih parah tingkah laku tidak terpuji mereka juga diterapkan di dunia nyata.
Daya khayal tinggi (candu) akan sesuatu yang menurut mereka menyenangkan membuat mereka lupa akan diri mereka sendiri. Hal ini membuat generasi berikutnya kehilangan kendali untuk menentukan nasib mereka. Bukan hanya itu mereka lebih suka mengumbar emosi untuk meluapkan ketidaksenangan mereka terhadap sesuatu.
Mereka kerap menilai orang-orang di dunia nyata itu lebih kejam dan kurang memperhatikan mereka, berbeda dengan teman-temannya di dunia maya. Mungkin benar, mungkin juga salah. Karena kemungkinan mereka menganggap lebih banyak yang peduli di dunia maya, karena banyak yang memberikan komentar maupun ucapan-ucapan prihatin pada saat suasana hati mereka sedang sedih.
Baik hati kah? Bisa jadi bukan. Sebagian besar mereka yang mengeluh di jejaring sosial memang mendapatkan perhatian dari teman-teman dunia mayanya. Tapi pernahkah mereka melakukannya di dunia nyata?
Kebanyakan mereka yang mengeluh di dunia maya cenderung tertutup di dunia nyata, karena sifat tertutup inilah teman-teman dunia nyatanya terkadang tidak sadar bahwa dia memiliki masalah, berbanding terbalik dengan dunia maya dimana segala kesedihan mereka umbar dengan bebasnya.
Selain itu fakta bahwa apa yang ditulis di dunia maya itu permanen juga semakin memudahkan orang-orang untuk mengetahui ‘suasana hati’ seseorang. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena tingkat aktivitas individu di dunia maya itu lebih tinggi dibandingkan aktivitasnya di dunia nyata.
Ambil contoh seorang siswa sekolah, di mana siswa sekolah dulu pada pertengahan 1990-an kurang mengenal yang namanya dunia maya (maupun jejaring sosial). Karena minimnya informasi tentang dunia maya maka pergaulan di dunia nyata merupakan kegiatan yang terus menerus dilakukan.
Berbeda dengan individu di era 2000-an sekarang. Di mana segala kemudahan dalam mengakses dunia maya lebih terbuka. Bahkan mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun sudah banyak yang memiliki gadget canggih untuk mendukung kebutuhan mereka akan dunia maya.
Interaksi di dunia maya yang lebih mudah, kalau bisa disebut dimikian, menjadi alasan utama kenapa para generasi baru ini memilih untuk menghabiskan sebagian besar kegiatannya di dunia maya. Mereka tidak perlu mengeluarkan keringat atau merasa lelah bila berinteraksi melalui dunia maya karena segala macam interaksi hanya dilakukan dengan ujung jari mereka.