Warga Minta Pelaku Penista Agama di Subulussalam Diusir dari Desa
Warga pun meminta aparat desa untuk mengeluarkan status kependudukan LO dari Desa Subulussalam Utara.
Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
Laporan Khalidin | Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Sejumlah warga mendatangi kediaman LO (50) di Jalan Syekh Abdurrauf, Subulussalam Utara, Kecamatan Simpang Kiri Jumat (16/12/2016) siang.
Kedatangan warga ini terkait tindaan pelaku yang membuat postingan status mengandung SARA di akun facebooknya dan dianggap menistakan agama Islam.
(BACA: Diduga Menistakan Agama, Seorang Pria di Subulussalam Dipolisikan)
Warga tersulut emosi dan merasa terluka atas postingan penistaan agama Islam di akun FB LO. Warga pun meminta aparat desa untuk mengeluarkan status kependudukan LO dari Desa Subulussalam Utara.
Pasalnya, hampir 20 tahunan di Subulussalam LO tidak pernah diusik masyarakat setempat meski berbeda agama.
Namun, perlakuan baik masyarakat setempat justru dibalas LO dengan status di FB yang cukup menyakiti hati umat Islam di Kota Sada Kata itu.
(BACA JUGA: Ini Postingan Pria Subulussalam di Akun Facebooknya yang Dianggap Menistakan Agama Islam)
Warga menambahkan bahwa tidak sepantasnya LO membuat postingan yang menistakan agama Islam mengingat selama ini Subulussalam merupakan tempat dia mencari nafkah.
Lagi pula, selama ini meski hanya satu-satunya umat non muslim di sana namun tak satu botol pun barang-barang LO yang rusak, sebab warga setempat sangat menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama.
Kepala Desa Subulussalam Utara, Ramadhin membenarkan adanya aksi sejumlah warga ke rumah pelaku LO siang tadi.
Menurut Ramadhin kedatangan warga ini spontan namun tidak ada yang berbuat anarkis. Ramadhin membenarkan kalau LO telah hampir 20 tahun berada di Subulussalam Utara. Dan selama ini, kata Ramadhin LO diperlakukan baik dan adil oleh warga maupun pemerintah setempat.
(BACA: Polres Singkil Sigap, Pemilik Akun Facebook Penista Agama Langsung Diamankan)
Ramadhin mengakui adanya permintaan masyarakat agar dikeluarkan dari Subulussalam Utara sebab dianggap tidak bisa menghargai masyarakat setempat.
Menenai hal ini, Ramadhin berjanji akan menindaklanjuti menyampaikan kepada instansi terkait demi menjaga hal-hal tidak diinginkan.
"Memang warga ada yang datang tapi tidak ada anarkis pihak muspika dan kepolisian juga turun tangan meredakan situasi," ujar Kades Subulussalam Utara Ramadhin. (*)