Milad Ke-41 GAM, Kisah Gunung Halimun yang Penuh Misteri

Bagi para gerilyawan GAM, Halimun menjadi sebuah legenda dan saksi penting dalam sejarah perjuangan GAM.

Penulis: AnsariHasyim | Editor: Zaenal
Gunung Halimun di kawasan Tangse, Pidie. (maulanaikhsan.wordpress.com) 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Untuk mencapai puncak Gunung Halimun tidaklah mudah.

Butuh waktu setengah hari berjalan kaki menyusuri lereng berbukit yang terjal dan cadas.

Saat hujan turun lintasan di lereng bukit dan sungai menjadi sangat licin.

Hawa sejuk terasa menusuk kulit bila berada di lokasi ini.

Serambinews.com sekitar 2008 lalu berkesempatan melakukan reportase menyusuri Halimun yang dikenal dengan gunung berkabut.

Tapi sayangnya kami hanya bisa sampai di Blang Pandak, Kecamatan Tangse, Pidie, sebuah desa di kaki Halimun.

Bagi para gerilyawan GAM, Halimun menjadi sebuah legenda dan saksi penting dalam sejarah perjuangan GAM.

Dari atas puncak Halimun yang berkabut dan berhawa sejuk inilah, Hasan Tiro pada 4 Desember 1976 mendeklarasikan berdirinya Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Dari sini pula, Hasan Tiro bersama orang-orang seide dengannya mengobarkan semangat perlawanan kepada Pemerintah RI.

Berikutnya Hasan Tiro juga melantik kabinetnya yang bernaung di bawah bendera Aceh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF).

Legenda Halimun bagi para pejuang GAM menjadi sebuah cerita tersendiri.

Halimun rumah paling aman yang tak pernah tersentuh oleh militer yang memburu mereka ketika itu.

Konon menurut cerita, tentara yang memburu pejuang GAM saat itu hanya bisa sampai di sebuah desa di kakinya.

Desa itu adalah Blang Pandak, yang diklaim tentara sebagai kawasan hitam.

Di desa ini pula kerap terdengar kontak senjata antara tentara RI dan GAM.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved