Pascakerusuhan dengan Militer Myanmar, 6.700 Orang Rohingya Tewas diantaranya Anak-anak

SERAMBINEWS.COM - Organisasi relawan Dokter Tanpa Perbatasan (MSF) melampirkan fakta pedih terkait krisis Rohingyayang terjadi di Rakhine, Myanmar.

Kantor berita AFP melansir Kamis (14/12/2017), sebanyak 6.700 orang Rohingya tewas sebulan pertama pasca-kerusuhan dengan militer Myanmar pecah pada 25 Agustus.

Baca: Dianggap Abaikan Genosida Rohingya, Satu Lagi Penghargaan untuk Aung San Suu Kyi Dicabut

Jumlah ini, lanjut MSF, merupakan angka yang terkonfirmasi di Rakhine.

"730 di antara 6.700 korban yang tewas adalah anak-anak dengan usia di bawah lima tahun," ujar MSF dalam keterangan resminya.

Selain itu, 620.000 warga Rohingya lainnya melarikan diri ke Bangladesh. Di sana, mereka mengungsi di kamp Kutupalong yang terletak di Distrik Cox's Bazaar.

Aksi yang dilakukan militer Myanmar membuat seluruh dunia mengecam mereka.

Amerika Serikat menyatakan bahwa apa yang dilakukan Myanmar sudah masuk dalam taraf genosida atau tindakan pembersihan etnis.

Baca: 29 dari 52 Perempuan Rohingya yang Diwawancarai Mengaku Diperkosa oleh Serdadu Myanmar

Pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, sampai harus melakukan kunjungan khusus untuk membahas solusi krisis di wilayah tersebut pada 27 November hingga 2 Desember.

Fransiskus melakukan melakukan pertemuan bilateral dengan dua pemimpin berpengaruh Myanmar.

Yakni panglima militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing, dan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.

Baca: Pemberitaan Soal Krisis Rohingya Minim, Myanmar Diduga Bunuh Para Jurnalis di Rakhine

Kecaman demi kecaman membuahkan hasil pada 23 November. Myanmar dan Bangladesh sepakat untuk memulangkan Rohingya dalam dua bulan ke depan.

Berita ini telah ditayangkan pada kompas.com dengan judul : 6.700 Orang Rohingya Tewas dalam Kerusuhan dengan Militer Myanmar