Gelar Aksi Unjuk Rasa Protes Anti-penghematan, Arab Saudi Tahan 11 Putri Kerajaan

Tindakan penghematan itu antara lain dengan berhenti membayar tagihan air dan listrik keluarga kerajaan.

Editor: Faisal Zamzami
TRIBUNNEWS.COM
Ilustrasi 

SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Otoritas hukum Arab Saudi dikabarkan telah menangkap 11 orang putri kerajaan karena mereka menggelar aksi unjuk rasa.

Situs berita Sabq via AFP Sabtu (6/1/2018) melaporkan, ke-11 putri itu menggelar demonstrasi setelah pemerintah kerajaan mengumumkan bakal melakukan aksi penghematan.

Tindakan penghematan itu antara lain dengan berhenti membayar tagihan air dan listrik keluarga kerajaan.

Selain itu, para putri juga menuntut agar Saudi memberikan "kompensasi finansial" setelah salah satu sepupu mereka ditahan tanpa kejahatan yang jelas.

Baca: Mobil Dinas Bupati Kecelakaan Saat Pulang Dari Kota Jambi, 1 Meninggal dan 9 Orang Dirawat di RS

Baca: 7 Fakta Meninggalnya Aisyah Bahar sedang Tadarus Al-Quran, Ternyata Berencana Segera Menikah

"Para putri yang tidak disebutkan identitasnya itu berdemo di depan istana bersejarah, Qasr al-Hokm," kata Sabq dalam laporannya.

Pengawal kerajaan awalnya mencoba untuk membujuk putri-putri tersebut.

Namun, mereka tetap bergeming yang membuat para pengawal memutuskan untuk menangkap dan menahan mereka.

Mereka semua dilaporkan telah ditempatkan di penjara dengan tingkat keamanan tinggi, Ha'ir, dan bakal segera menghadapi persidangan.

(Baca: Rekam Aksinya saat Remas Wajah Bayi yang Baru Lahir, Perawat Dikecam dan Tuai Akibatnya)

(Baca: Jelang Nikah Lagi, Vicky Dituding Telantarkan Anak dan Istri Sirinya, Angel Lelga Angkat Bicara)

Ini bukan pertama kalinya otoritas Saudi melakukan penangkapan terhadap keluarga kerajaan.

Pada 4 November 2017, terjadi penahanan terhadap 11 pangeran dan empat menteri, serta puluhan mantan menteri.

Di antara 11 pangeran yang ditangkap, terdapat nama miliarder Alwaleed bin Talal.

Perintah penahanan tersebut dikeluarkan oleh komite anti-korupsi pimpinan putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman.

Jaksa Agung Saudi, Sheikh Saud Al Mojeb memperkirakan, Saudi mengalami kerugian hingga 100 miliar dolar AS, sekitar Rp 1.351 triliun, yang dikorupsi sepanjang beberapa dekade terakhir. (AFP)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved