Breaking News

Pemkab Aceh Tengah Terbitkan Buku "Edet Ari Merhum, Ukum Ari Syah Kuala"

Buku "Edet Ari Merhum, Ukum Ari Syiah Kuala" ditulis dalam bahasa Gayo. Berisi adat istiadat dan hukum yang berlaku di Negeri Linge.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Safriadi Syahbuddin
IST
Pemkab Aceh Tengah terbitkan buku "Edet Ari Merhum, Ukum Ari Syah Kuala". 

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tengah bekerja sama dengan Mahara Publishing Tangerang Selatan, menerbitkan buku tentang adat dan budaya Gayo, berjudul "Edet Ari Merhum, Ukum Ari Syah Kuala."

Buku tersebut ditulis Bentara Linge, lelaki asal Linge, Aceh Tengah.

Sementara buku "Edet Ari Merhum, Ukum Ari Syiah Kuala" ditulis dalam bahasa Gayo.

Buku setebal 102 halaman itu berisi tentang adat istiadat dan hukum yang berlaku di Negeri Linge.

Buku ini diterbitkan Oktober 2017 lalu.

(Baca: Tembakau Hijau dari Gayo Mulai Mendapat Pasar di Jakarta, Jadi Souvenir Wisata Daerah)

(Baca: Buku Kerawang Gayo Mengungkap Makna, Ragam, dan Filosofi Motif Gayo)

(Baca: Loyang Sekam, Tempat Persembunyian Sultan Aceh di Tanah Gayo)

"Merhum" dalam bahasa Gayo adalah sebutan kepada Genali, pendiri kerajaan Linge. Disebut "merhum" karena Genali yang memiliki kelebihan. Gelar lengkapnya adalah "Merhum Syah Kuala Pote Alam." Artinya orang yang memiliki kelebihan penguasa bumi.

Dalam buku ini disebutkan "Turuni Edet Ari Kute Merhum, Turuni Ukum Ari Syah Kuala", artinya asal adat dari Kerajaan Linge, asal hukum dari kuala atau muara, merujuk kepada kerajaan Linge.

Bentara Linge lahir di Buntul Linge 22 April 1967. Ia Pernah bekerja dan berdomisili di Medan.

Lulusan SMA Negeri 1 Takengon ini sekarang tergabung dalam Lembaga Adat Gayo Aceh Tengah.

Bentara Linge sebelumnya mempublikasikan temuannya tentang aksara (rasi) Gayo yang mendapat tanggapan sangat luas.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved