Mengulang Romantisme ‘Burung Besi’ Seulawah RI
Pesawat Seulawah RI mengepakkan sayapnya merebut kembali kemerdekaan dari tangan penjajah
Penulis: Nurul Hayati | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Sebagai daerah modal, Aceh memainkan peran penting dalam merebut tanah air dari tangan penjajah.
Tak hanya menyumbang putra putri terbaiknya menjadi pejuang, warga Tanah Rencong juga menyumbangkan harta benda yang dimiliki.
Pesawat Dakota RI-001 Seulawah adalah salah satu bukti kecintaan Aceh kepada ibu pertiwi.
Pesawat yang menjadi cikal bakal Indonesian Airways yang kemudian berganti nama menjadi Garuda Indonesia tersebut, telah menghubungkan gugusan kepulauan terbesar dunia bernama nusantara.
Baca: VIDEO - Pegang 8 Surat Obligasi, 3 Diantaranya Berjenis Pinjaman Negara
Baca: Jarang Diketahui, Ini Foto-Foto Kabin Monumen Pesawat Seulawah RI-001 di Blangpadang Banda Aceh

Jejak patriotisme itu masih tersisa hingga kini. Jika anda berkunjung ke Banda Aceh, singgahlah ke Lapangan Blang Padang.
Tempat monumen pesawat Seulawah diabadikan. Beralamat di Kecamatan Baiturrahman, diapit oleh Masjid Raya Baiturrahman dan Museum Tsunami.
Seulawah atau gunung emas merujuk pada nama gunung api di Kabupaten Aceh Besar.
‘Burung besi’ sumbangan masyarakat Aceh itu memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28,96 meter.
Baca: Warga Julok Aceh Timur Simpan Delapan Surat Obligasi Wasiat Kakek dan Ayahnya
Monumen RI-001 Seulawah kini menjadi salah satu situs wisata sejarah di Banda Aceh.
Bukti cinta rakyat Aceh kepada Ibu Pertiwi yang tetap kokoh berdiri walau sempat diterjang tsunami. Serambinews.com melakukan napak tilas jejak romantisme Seulawah RI, beberapa waktu lalu.
Di bawah sayap pesawat terdapat monumen yang berbunyi:
“Berkat Rahmat Allah. Monumen Pesawat RI-001 ‘Seulawah’ ini dibangun sebagai tanda penghargaan yang tulus ikhlas dari Tentara Nasional Angkatan Udara kepada rakyat Aceh dalam rangka menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 pada 1948 - 1950.