Tomahawk, Rudal Canggih Andalan AS Saat Serang Negara Lain, Pertama Digunakan Saat Perang Teluk
Rudal Tomahawk pertama kali digunakan dalam Operasi Badai Gurun saat Perang Teluk Meletus pada tahun 1991
SERAMBINEWS.COM - April ini, Amerika Serikat gencar menghantam kawasan Suriah dengan rudal Tomahawk.
Dipercaya belum ada tandingannya, seperti apakah kedahsyatan rudal yang menjadi kebanggan negara yang kini dipimpin Trump tersebut?
Rudal sepanjang 5,56 meter buatan pabrikan Raytheon tersebut dihargai 1,87 juta dolar AS, sekitar Rp 25,7 miliar, per buah.
Baca: 112 Rudal Tomahawk AS Hantam Suriah, Satu Buah Rp 25,7 Miliar, Berapa Biaya Terbang Pesawat Pembom?
Rudal Tomahawk pertama kali digunakan dalam Operasi Badai Gurun saat Perang Teluk Meletus pada tahun 1991.
Ia sanggup menyasar targetnya yang berjarak 1.250 km hingga 2.500 km, dan atas capaian sejauh itu, rudal ini dijuluki sebagai rudal jelajah jarak menengah.
Pada batas maksimalnya, Tomahawk bisa dipersenjatai dengan hulu ledak konvensional berbobot 453 kilogram.
Baca: Menhan AS: Serangan Tomahawk Hancurkan Seperlima AU Suriah

Akan tetapi, parlemen AS melarang penyematan hulu ledak nuklir pada rudal ini.
Untuk pengendaliannya, rudal ini dilengkapi dengan mesin jet turbo (ganda), kamera inframerah, dan sayap yang bisa ditekuk.
Kelebihan rudal ini yakni tidak harus terbang tinggi untuk menampakkan kekuatannya.
Baca: Ini Misil Canggih AS Seharga Rp 19 Miliar Per Unit yang Hantam Situs Pembuat Senjata Kimia Suriah
Ia cukup terbang rendah sekitar 30,5 meter di atas tanah saja untuk bisa menyarar targetnya sambil menghindari radar.
Dari laut, rudal ini ditembakkan dan dilengkapi sistem navigasi GPS yang hebat. Sistem canggih tersebut memudahkan pemerintah AS untuk memandunya dari jauh agar rudal tetap bisa jatuh tepat sasaran.
“Hal utama dari Tomahawk adalah senjata ini tidak perlu harus bergerak mengikuti satu garis lurus antara titik A dan B. Rudal ini mampu menentukan rute memutar sehingga tidak bisa ditembak jatuh,” ujar pensiunan Angkatan Darat AS, Mayjen James “Spider” Marks, seperti dilansir CNN pada Rabu (18/4/2018).