Pansus DPRA Temukan 100 Meter Talud Irigasi di Pijay Ambruk, Janji Bawa ke Ranah Hukum
realita di lapangan kondisi riil bangunan ini telah ambruk karena kualitas bangunan yang sangat diragukan
Penulis: Idris Ismail | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - 100 meter dari 1,2 Km talud irigasi ambruk di Gampong Alue Baroh Mesjid Peuduek, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya.
Proyek pembangunan ini didanai oleh anggaran Otonomi Khusus (Otsus) 2017 dengan pagu kontrak Rp 719.900.000.
Panitia Khusus (Pansus) II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh Dapil Pidie dan Pijay segera membawa ke ranah hukum untuk dilakukukan pengusutan.
Baca: Pansus DPRA Tinjau Pelaksanaan Proyek APBA 2017, Ini Sasarannya Untuk Banda Aceh dan Aceh Besar
"Pansus II akan membawa persoalan ini keranah hukum untuk ditelusuri spesifikasi bangunan. Apalagi bangunan ini murni untuk kepentingan ribuan para petani di Kecamatan Trienggadeng justru telah dikhianati oleh pihak rekanan pelaksana dengan mutu bangunan yang kurang bagus," kata Sekretaris Pansus II, Abubakar Usman kepada Serambinews.com, Rabu (30/5/2018).
Seperti diketahui, dalam kunjungan Pansus ke Pijay itu turut didampingi tiga anggotanya, yaitu Dahlan Jamaluddin SIP, Ir Sulaiman Ary, dan Ummi Kalsum.
Dalam temuan itu Pansus II khususnya di Pijay ini sangat kecewa terhadap kontruksi bangunan tanggul saluran l irigasi Gampong Alue Baroh Mesjid Peuduek, Trienggadeng yang dibangun dengan mutu asal jadi alias cilet-cilet.
"Dari 1 Km lebih bangunan tanggul saluran irigasi sepanjang 100 meter lebih di lima titik kini telah ambruk dan selebihnya kini hanya menunggu jebol saja dikarenakan telah retak-retak," ujarnya Abu Bakar Usman yang dikerap disapa Bang Baka Ubiet.
Baca: Pansus IX DPRA Tinjau Pasar Modern Abdya, Ini Permintaan DPRA
Karena kontruksi bangunan yang ditenggerai tak berkualitas, pihak Pansus merekomendasikan temuan ini untuk dapat dibongkar secara keseluruhan.
Supaya pemerintahan tidak dirugikan dan masyarakat dapat benar-benar menikmati bangunan ini.
Apalagi semua dana pembangunan ini telah di tarik 100 persen.
Sementara, realita di lapangan kondisi riil bangunan ini telah ambruk karena kualitas bangunan yang sangat diragukan.(*)