Luar Negeri
Suku Fore di Papua Nugini Suka Makan Otak Manusia, Begini Akibatnya pada Tubuh Mereka
Kebiasaan suku di Papua Nugini yang gemar memakan otak manusia ternyata bak pisau bermata dua.
SERAMBINEWS.COM - Kebiasaan suku di Papua Nugini yang gemar memakan otak manusia ternyata bak pisau bermata dua.
Menurut investigasi yang telah dilakukan, dengan memakan otak maka mereka, suku Fore, rentan terserang penyakit sapi gila.
Namun disamping itu, mereka juga menjadi kebal terhadap beberapa penyakit lainnya.
Penyakit sapi gila ini pertama kali dikenal di dunia yang lebih luas setelah seorang petugas medis distrik yang bekerja di Nugini memperhatikan bahwa beberapa orang dari suku Fore, yang tinggal di dataran tinggi Papua Nugini, terserang penyakit mematikan.
Baca: Hendak Bertempur dengan Rusia di Lituania, 13 Tentara Amerika Serikat Malah Babak Belur Duluan
Baca: 10 Tahun Perempuan Ini Idap Penyakit Misterius, Baru Terungkap Saat Renovasi Kamar Mandi

Para korban akan kehilangan kemampuan berjalan, menelan dan mengunyah.
Pada gilirannya, ini menyebabkan penurunan berat badan dan kematian.
Pada puncaknya, penyakit ini menyebabkan kematian sekitar 2 persen dari suku per tahun.
Suku Fore melakukan ritual pemakaman yang termasuk pesta-pesta mayatdi mana para pria memakan daging dari sanak keluarga mereka yang sudah meninggal sementara para wanita memakan otak mereka.
Baca: Cek Telapak Tangan Anda Apakah Memiliki Tanda X yang Langka Ini? Inilah Arti Tanda Tersebut
Baca: Tikus Gigit Ratusan Juta Uang Dalam Mesin ATM, Tim Teknis Sangat Terkejut Ketika Membukanya
Namun mereka tidak tahu betapa bahaya itu, karena molekul mematikan hidup di otak manusia yang menyebabkan kematian jika dimakan.
Sedangkan ritual itu dijalankan dengan maksud sebagai tanda hormat untuk orang yang mereka cintai.
Setelah ritual makan otak manusia dilarang di Papua Nugini pada 1950-an, penyakit itu pun kemudian mulai menghilang.
Baca: Viral Hujan Hewan Laut Jenis Seafood di China, Mungkinkah Benar Terjadi?
Baca: KIP Aceh Selatan Mulai Packing Logistik
Namun, para ilmuwan yang menyelidiki suku itu kini telah menemukan bahwa kebiasaan makan otak suku Fore telah menghasilkan perkembangan resistensi genetik terhadap penyakit.
“Ini adalah contoh yang mencolok dari evolusi Darwin pada manusia," ucap John Collinge dari unit prion Institute of Neurology di University College London.
Epidemi penyakit yang memilih perubahan genetik tunggal justru akan memberi perlindungan lengkap terhadap demensia.
Collinge menambahkan bahwa timnya kini melakukan penyelidikan lebih lanjut karena penemuan itu dapat membantu para ilmuwan untuk mengobati berbagai macam penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Jalan ke depan dengan penelitian ini adalah untuk memahami struktur molekul prion yang menyebabkan penyakit ini dan proses yang terlibat.(*)
Baca: Pasca Video Agnez Mo-Chris Brown Heboh, Sang Mantan Langsung Unggah Foto Ini
Baca: 10 Tahun Perempuan Ini Idap Penyakit Misterius, Baru Terungkap Saat Renovasi Kamar Mandi