Kisah Lalu Muhammad Zohri, Debutan Pelari Pengganti yang Jadi Juara Dunia
Bersamanya, harapan baru Indonesia pun bersemi, setidaknya melihat sejumlah reaksi antusias dari dalam negeri atas prestasi Zohri.
Tawaran lain adalah perbaikan kondisi rumah keluarga Zohri di kampung halaman. Selain itu, ada pula wacana memberi Zohri beasiswa untuk melanjutkan pendidikan.
Sebelum berkiprah di Pelatnas PB PASI, Zohri sudah lebih dulu terpantau di daerah asalnya dengan sederet prestasi sampai ke tingkat kejuaraan nasional. Dia juga jadi skuad andalan Pemprov NTB untuk membawa nama daerah, termasuk sudah ancang-ancang untuk PON 2020 di Papua.
Adapun kondisi ekonomi Zohri dan keluarganya di kampung halaman, antara lain dapat dilihat pada tautan berikut ini.
Dari kampung halaman, kakak kandung Zohri tak kuasa membendung rasa syukur dan kebanggaan. Baiq Fazilah (29 tahun), sang kakak, mengaku langsung menangis dan sujud syukur begitu mendengar kabar prestasi adiknya.
Seperti dikutip dari Antara, Baiq pun bertutur perjalanan sang adik sampai mendapatkan prestasi pada hari ini tidaklah mudah.

"Dia (Zohri) anaknya pendiam dan tidak pernah menuntut ini itu. Bahkan, kalau berlatih tidak pernah pakai alas kaki (sepatu, red), karena tidak punya," ujar Baiq.
Menurut Baiq, bakat Zohri sudah terlihat sejak adiknya itu duduk di bangku SMP.
"Untuk berlatih sendiri, adik saya suka latihan lari di pantai Pelabuhan Bangsal, Pemenang," ucapnya.
Zohri adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Kedua orangtua mereka sudah meninggal.
"Cita-citanya mau banggakan keluarga dan buatkan rumah," tutur Baiq.
Adapun Zohri, dalam wawancara seusai membuat kejutan di final IAAF World U-20 Championship, menyatakan kebanggaan bisa menyumbangkan prestasi ini. Dia pun berharap capaian ini berlanjut menjadi prestasi yang sama gemilangnya di Asian Games 2018.
Simak video ini:
Baca: Bener Meriah Tuan Rumah Liga Santri Nusantara ke-VI Regional Sumatra II Aceh
Baca: Kapolri Marah Besar, Polisi yang Tendang Pencuri di Minimarket Dicopot dari Jabatannya