Kupi Beungoh

Gerhana Bukan Fenomena Biasa, Rasulullah Melihat Surga dan Neraka, Begini Kisahnya

Rasulullah yang merupakan kekasih Allah sangat takut ketika gerhana terjadi. Konon lagi kita sebagai manusia yang bergelimang dosa.

Editor: Zaenal
IST
Zul Anshary Lc 

Oleh: Zul Anshary Lc

SEBUAH fenomena alam berupa gerhana bulan total akan kembali terjadi malam ini atau dinihari nanti, Sabtu (28/07/2018) dinihari, mulai pukul 01.25 sampai 05.25 WIB.

Berbagai catatan menunjukkan, gerhana bulan malam ini yang durasi waktunya mencapai 3 jam 54 menit adalah gerhana bulan terlama abad ini.

Namun tahukah Anda, bahwa ternyata dalam ajaran Islam gerhana bukanlah fenomena alam biasa.

Direktur Dayah Baitul Arqam Sibreh Aceh Besar, Syech Zul Anshary Lc menyebutkan, peristiwa gerhana penah terjadi pada pada masa Nabi Muhammad SAW, yaitu pada 29 Syawal 10 Hijriah atau 27 Januari 632 Masehi.

Kala itu, terjadi gerhana matahari cincin yang bisa disaksikan oleh warga bagian utara, jazirah Arab, dan India.

(Baca: 5 Gerhana Bulan Terjadi di Indonesia 4 Tahun Terakhir, Gerhana Bulan 28 Juli 2018 Terlama Abad Ini)

(Baca: Beredar Pesan Bahaya Radiasi Cahaya Cosmic saat Gerhana Bulan Total, LAPAN Sebut Hoax)

Secara kebetulan, pada hari yang sama, putra Nabi Muhammad SAW yang bernama Ibrahim bin Muhammad wafat dalam usia 16 tahun.

Orang Arab yang sejak masa pra-Islam percaya gerhana merupakan pertanda adanya kematian tokoh penting, lantas langsung mengaitkan gerhana matahari cincin itu dengan kematian putra Nabi.

Mengetahui hal tersebut, Nabi Muhammad SAW mengatakan gerhana sama sekali tak terkait dengan kematian putranya, tetapi merupakan wujud kekuasaan Allah SWT.

Saat gerhana matahari itu terjadi, Rasulullah menyerukan kepada kaum muslimin untuk bersegera melaksanakan bertakbir, shalat, berzikir, dan berdoa kepada Allah.

Bukan Fenomena Biasa

Berdasarkan sejumlah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Aisyah ra. (istri Nabi) dan para Sahabat, menyatakan bahwa gerhana bukanlah fenomena alam biasa.

Pada salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Aisyah ra yang menceritakan tentang peristiwa terjadinya gerhana, hingga materi khutbah Rasulullah setelah melaksanakan Shalat Kusuf (shalat gerhana).

Di antara inti khutbah Rasulullah adalah, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah”.

Pada bagian akhir hadits tersebut, Rasulullah bersabda “seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.”

(Baca: LIVE STREAMING Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018 Terlengkap - Begini Cara Nonton Live di Youtube)

(Baca: Langit Lhokseumawe Mendung, Pengamatan Gerhana Bulan Total Terancam Gagal)

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved