Israel Ancam Serang Iran Jika Tutup Selat Bab al-Mandab
Bab al-Mandab yang berarti "Gerbang Air Mata" adalah selat yang memisahkan benua Asia dengan Afrika
SERAMBINEWS.COM, YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Iran akan tanggapan militer jika mencoba untuk menutup Selat Bab al-Mandab, jalur masuk ke Laut Merah.
Bab al-Mandab yang berarti "Gerbang Air Mata" adalah selat yang memisahkan benua Asia (Yaman di semenanjung Arab) dengan Afrika (Djibouti, sebelah utara Somalia), dan menghubungkan Laut Merah dengan Samudera Hindia (Teluk Aden).

"Jika Iran mencoba untuk menutup Bab al-Mandab, saya yakin itu akan menghadapi koalisi kuat yang akan mencegahnya," kata Netanyahu pada upacara kelulusan perwira angkatan laut di kota utara Haifa, Rabu (1/8/2018).
"Israel akan berada dalam koalisi itu juga," katanya, tetapi tidak menyebutkan negara-negara lain yang akan menjadi bagiannya.
(Baca: Mencerminkan Perang AS-Iran, Ternyata Konflik Suriah Jadi Ajang Uji Coba Senjata Baru Israel)
(Baca: Israel Usir Dua Seniman Italia yang Membuat Mural Ahed al-Tamimi, Gadis Ikon Perlawanan Palestina)
Dilansir Serambinews.com dari Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, Netanyahu mengatakan Laut Merah memberi Israel banyak peluang, dan kapal-kapal Israel mampu mencapai wilayah yang luas berkat itu.
"Ini memberi negara Israel kekuatan yang cukup besar," tambahnya.
Pekan lalu, Arab Saudi menangguhkan pengiriman minyak mentah melalui Selat Bab al-Mandab yang strategis setelah dua tanker minyaknya diduga diserang oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran di lepas pantai Yaman.
Menyusul serangan itu, seorang komandan militer Iran memperingatkan bahwa Laut Merah akan "tidak lagi aman" bagi kapal-kapal AS di tengah perang kata-kata yang sedang berlangsung antara Presiden AS Donald Trump dan pejabat militer Iran.
(Baca: Didukung Uni Emirat Arab, Tentara Yaman Berhasil Merebut Kendali Bandara Hodeidah)
(Baca: Koalisi Militer Arab Saudi Klaim Hancurkan Situs Peluncuran Rudal Milik Houthi)
Pernyataan tersebut, yang dibuat oleh Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds elit Iran, terjadi di tengah ketegangan antara Teheran dan Washington yang terus meningkat sejak Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan Barat.
"Jangan pernah mengancam AS lagi atau Anda akan mengalami konsekuensi seperti yang dialami beberapa orang di sepanjang sejarah," kata Trump baru-baru ini kepada mitranya dari Iran Hassan Rouhani di Twitter.(Anadolu Agency)