Kisah Dukun AS: Demi Ilmu Sakti, Suradji Bunuh 42 Wanita di Kebun Tebu

Pada 10 Juli 2008 eksekusi hukuman mati dilakukan. Sekitar pukul 22.00, Suradji dihadapkan di depan 12 orang anggota regu tembak.

Editor: Fatimah
Intisari online
Dukun AS alias Ahmad Suradji yang telah membunuh 42 wanita. 

SERAMBINEWS.COM - Terungkapnya kasus penculikan Hasni, warga Desa Bajungan, Kecamatan Galang, Sulawesi Tengah, yang sempat hilang selama 15 tahun tengah menjadi pembicaraan hangat.

Apalagi setelah diketahui pelaku penculikannya adalah seorang dukunbernama Jago yang tak hanya menyembunyikan Hasni di balik celah batu, tapi juga menjadikan Hasni sebagai budak nafsunya.

Di Indonesia, kasus-kasus yang melibatkan dukun cukup sering terjadi. Salah satunya, yang cukup fenomenal, adalah kasus pembunuhan 42 wanita oleh seorang dukun bernama Ahmad Suradji yang kemudian dikenal sebagai dukun AS.

Kisah menyeramkan dukun AS pernah diterbitkan di majalah Intisari edisi Juli 2017 dengan judul "Demi Ilmu Sakti, Suradji Membunuh 42 Wanita di Ladang Tebu".

Baca: Mau Lihat Bukti Kebesaran Kerajaan Aceh? Yuk Kunjungi History Expo di Kompleks Museum Aceh

Malam yang pekat dan gelap. Dalam tidur malamnya, Ahmad Suradji bermimpi didatangi mendiang ayahnya – kemungkinan besar iblis yang menyaru. Dia mendapat bisikan gaib, akan diwarisi sebuah ilmu yang mahasakti.

Katanya, ilmu ini tak terkalahkan. Sebuah kesaktian yang bisa digunakan untuk mengalahkan lawan sekaligus menolong dan mengobati orang.

Hanya, syaratnya tidak main-main. Supaya bisa menguasai ilmu ini secara sempurna, Suradji mesti menumbalkan 72 nyawa wanita. Salah satu prosedur wajibnya dengan menghisap air liur mereka.

Baca: Pagi Ini, Rupiah Menguat ke Posisi Rp 14.435 Per Dolar AS

Suradji bimbang. Namun hasrat memiliki ilmu yang mandraguna begitu menggelora. Apalagi ilmu ini juga bisa dipakai untuk menolong orang. Dalam batinnya, akhirnya muncul kesimpulan, tak ada salahnya mengorbankan sejumlah nyawa untuk kebaikan yang lebih besar.

Sang waktu pun berlalu. Pada medio 1997 masyarakat Indonesia geger. Di sebuah ladang tebu di Dusun Aman Damai, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, polisi menemukan 42 jasad yang sebagian besar sudah menjadi tengkorak.  Semuanya wanita telanjang. Berumur 13 sampai 27 tahun.

Bukan pria biasa

Suradji hanyalah seorang pria tamatan SD. Penampilannya biasa saja. Kurus dan jangkung. Sama sekali tidak ada pancaran kharisma laiknya tokoh ataupun dukun terkenal.

Terlahir pada 10 Januari 1949, Ahmad Suradji merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Jogan dan Sartik. Dia terlahir dengan nama Sagimin. Sang bapak meninggal saat dia baru berumur 7 bulan.

Di lingkungan tempatnya bermukim dia lebih dikenal dengan nama Nasib Kelewang. Pasalnya, saat kecil Suradji pernah tercebur sumur. “Sejak itu dia saya panggil Nasib karena berhasil selamat,” ujar Sartik saat diwawancarai Tabloid Nova pada 1998.

Baca: 21 Tahun Berlalu, Akhirnya Seorang Petugas Kebakaran Ungkap Keadaan Putri Diana Setelah Kecelakaan

Sementara nama kelewang didapat karena dia sering mencuri lembu dan ke mana-mana membawa kelewang. Sejak umur 12 tahun, kata Sartik, Suradji keranjingan mempelajari ilmu perdukunan. Dia belajar dari buku-buku peninggalan mendiang bapaknya yang berprofesi sebagai dukun.

Saat berumur 27 tahun, Nasib menikahi wanita asal Pekanbaru bernama Tumini. Usai menikah, Nasib berganti nama menjadi Ahmad Suradji. Harapannya, nama baru itu bisa membawa berkah dan kehidupan yang lebih baik.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved