Mengenal Bulan Mini, Asteroid Kecil yang Mengorbit Ke Bumi

12 tahun lalu, para astronom mendeteksi sebuah obyek alami pertama yang mengorbit pada Bumi.

Editor: Faisal Zamzami
NET
Bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari total, asteroid melintas. 

SERAMBINEWS.COM - 12 tahun lalu, para astronom mendeteksi sebuah obyek alami pertama yang mengorbit pada Bumi.

Mungkin Anda berpikir itu bulan, satelit alami Bumi.

Sayangnya, obyek itu bukan bulan melainkan asteorid yang dikenal sebagai 2006 RH120.

Kemunculan lebih banyak "bulan mini" ini sebenarnya telah diramalkan para ilmuwan sejak lama.

Mereka berpikir akan ada asteroid berukuran mulai dari 1 hingga 2 meter yang mengorbit di sekitar Bumi.

Sebelumnya, asteroid-asteroid tersebut sulit terdeteksi dengan teknologi yang ada.

Baca: Kekayaan Sandiaga Uno Melonjak Rp 1,2 Triliun Dalam Dua Tahun

Baca: Nia Ramadhani Laksanakan Ibadah Haji Bareng Suami, Penampilannya saat di Bandara Jadi Perbincangan

Melacak Asteroid

Namun, sebuah laporan baru yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Astronomy and Space Sciences mengungkapkan hal lain.

Para peneliti menyebut, teknologi masa depan akan bisa secara teratur mendeteksi dan melacak bulan-bulan mini tersebut.

" Bulan-bulan mini dapat menjadi tempat pengujian ilmu pengetahuan dan teknologi yang menarik di ruang angkasa dekat Bumi," ungkap Robert Jedicke, penulis utama penelitian ini dikutip dari Newsweek, Senin (13/08/2018).

"Asteroid ini 'dikirimkan' ke Bumi dari sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter melalui interaksi gravitasi dengan Matahari dan planet-planet di tata surya kita. Tantangannya terletak pada penemuan benda-benda kecil ini, meskipun jaraknya dekat," sambungnya.

Baca: Bolehkah Berkurban untuk Orang yang Sudah Meninggal? Ini Kata Ustaz Abdul Somad

Baca: Anaknya Jadi Korban Penganiayaan Guru TK, Curhatan sang Ibu Viral

Bantu Lindungi Bumi

Ukuran dan lokasi bulan mini ini dianggap sebagai sesuatu keuntungan oleh para peneliti.

Pasalnya, hal ini bisa membantu meningkatkan pemahaman tentang asteroid dan sistem Bumi-Bulan.

"Saat ini kami tidak sepenuhnya memahami asteroid terbuat dari apa," ungkap Mikael Granvik, co-author penelitian ini.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved