Ma’ruf Amin Minta Dukungan Masyarakat Aceh
Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), Prof Dr KH Ma’ruf Amin bersilaturahmi dengan keluarga besar
BANDA ACEH - Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), Prof Dr KH Ma’ruf Amin bersilaturahmi dengan keluarga besar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh dan tokoh masyarakat daerah ini di Hotel Grand Aceh Syariah di Banda Aceh, Rabu (19/9) malam.
Silaturahmi berlangsung dalam suasana penuh keakraban. Silaturahmi itu dihadiri para ketua partai politik nasional di Aceh, seperti Zaini Djalil (NasDem), Karimun Usman (PDIP), Irmawan (PKB), dan sejumlah tokoh politik lainnya.
Silaturahmi dan tausiah itu diikuti sebagian besar PWNU Aceh dan juga kabupaten/kota di Aceh. Pantauan Serambi, santri dari berbagai daerah turut hadir untuk bersilaturahmi dengan Ma’ruf Amin.
Ketua PWNU Aceh, Tgk H Faisal Ali bersama pengurus lainnya dan Rais Syuriyah PWNU Aceh Tgk H Nuruzzahri (Waled Nu) turut mendampingi KH Ma’ruf Amin. Kedatangan Ma’ruf Amin ke Aceh dalam rangka menghadiri sejumlah agenda termasuk mengisi kuliah umum dan silaturahmi dengan keluarga besar NU Aceh.
Dalam tausiahnya, Ma’ruf menyampaikan banyak hal tentang rencana, konsep, dan arah pembangunan ekonomi Indonesia ke depan.
Namun di awal sambutannya, KH Ma’ruf Amin langsung meminta doa restu dan dukungan dari masyarakat Aceh, wabil khusus warga NU Aceh, lantaran dirinya maju sebagai calon Wakil Presiden mendampingi Joko Widodo sebagai calon Presiden Republik Indonesia pada Pilpres 2019.
“Alhamdulillah saya bersyukur karena bisa bersilaturahmi di sini (Aceh), bersilaturahmi untuk memohon doa, memohon restu, memohon dukungan, karena saya sekarang ini sudah diajak Pak Jokowi menjadi calon Wakil Presiden Republik Indonesia,” kata Ma’ruf Amin disambut tepuk tangan hadirin.
Dia berharap, kedatangannya ke Aceh akan terus berlanjut pada masa-masa yang akan datang untuk menjalin silaturahmi dengan masyarakat Aceh. Bahkan, Ma’ruf berharap, ke depan dirinya datang ke Aceh dengan status yang berbeda. “Kalau hari ini saya datang ke Aceh sebagai calon wakil presiden, semoga nanti bisa datang lagi sebagai wakil presiden,” kata Ma’ruf diaminkan para hadirin seisi ruangan.
Ketua ke-7 Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini juga bersyukur, lantaran Joko Widodo mengajak wakil dari kalangan ulama untuk berkompetisi merebut suara rakyat pada Pilpres 2019. Padahal, katanya, bisa saja Jokowi mengajak wakilnya dari kalangan politisi atau dari kalangan profesional lainnya di republik ini.
Menurut Ma’ruf Amin, itu salah satu buki bahwa Jokowi cinta dan senang dengan ulama. “Saya bersyukur Pak Jokowi mengajak wakil dari kalangan ulama. Ini tentu sesuatu hal yang luar biasa. Bisa saja beliau ajak politisi, bisa saja ajak kalangan lain. Tapi beliau ajak ulama, berarti beliau cinta ulama,” kata Ma’ruf Amin.
Ma’ruf Amin kemudian menegaskan, kalau ada yang mengatakan Jokowi antiulama, Jokowi anti-Islam, itu salah besar. “Justru sebaliknya, beliau mengajak saya, saya kalangan ulama. Jangan percaya isu yang miring-miring, anti-ulama, anti-Islam. Saya ini ulama, jadi jangan percaya isu-isu tidak jelas,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Ma’ruf Amin juga meminta umat dan rakyat untuk percaya kepadanya. Dia berjanji tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan amanah Allah Swt dan amanah umat. “Saya akan menjaga umat, dari akidah-akidah yang menyimpang. Saya akan terus membawa Allahu akbar, selama 75 tahun sudah saya membawa Allahu akbar,” ujarnya.
Ma’ruf juga bercerita tentang konsep membangun ekonomi Indonesia ke depan dengan lebih baik dan semua hal itu sudah dibicarakan bersama Jokowi. Salah satu hal yang harus dipersiapkan untuk itu adalah sumber daya manusia yang terampil, memiliki ilmu, dan punya daya saing yang bagus.
Ma’ruf Amin bercita-cita membuat arus baru ekonomi Indonesia, dia ingin tidak ada lagi rakyat Indonesia yang duafa. “Asian game adalah bukti kita bisa, semuanya dipersiapkan matang-matang, dipacu, sehingga olahragawan kita menjadi hebat dan meraih banyak medali,” katanya.
Selain menyiapkan sumber daya manusia, KH Ma’ruf Amin juga menginginkan ke depan tidak ada lagi konflik ideologi di Indonesia, dan tidak ada lagi yang mempersoalkan Islam dengan Pancasila. “Semuanya sudah selesai,” katanya.
Di akhir pidatonya, Ma’ruf kembali memohon doa restu dan dukungan segenap masyarakat Aceh, terutama kalangan santri dan dayah-dayah di Aceh. “Aceh harus menang, karena Ma’ruf Amin mewakili dayah/pesantren, Aceh itu daerah santri, makanya Aceh harus menang,” tandasnya.(dan)