Gempa Palu Sulawesi Tengah

Kisah Brigadir Sukamiarta Jadi Korban Gempa Palu, Meninggal Tersapu Tsunami Jelang Lamar Kekasih

Dalam waktu dekat, korban yang akrab disapa Gus Maiz ini berniat melangsungkan pernikahan.

Editor: Faisal Zamzami
Warga dibantu petugas mencari korban gempa bumi Palu di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). Gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah mengakibatkan 832 orang meninggal.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) 

SERAMBINEWS.COM, BALI — Brigadir I Gusti Kade Sukamiarta (32) pekan ini berencana melamar sang pujaan hati. Namun, rencana itu batal ketika gempa dan tsunami menerjang Palu.

Polisi itu pun menjadi salah satu korban meninggal dari bencana alam tersebut.

Ayah korban, I Gusti Kade Sukadana (57), menuturkan, sang anak bertugas di Palu sejak 2005 setelah lulus SPN Singaraja.

Dalam waktu dekat, korban yang akrab disapa Gus Maiz ini berniat melangsungkan pernikahan.

Sesuai rencana, pekan ini dijadwalkan upacara lamaran. Keluarga Gus Maiz akan menemui keluarga kekasihnya di Palu.

Pada Selasa (2/10/2018) besok, Gus Maiz sedianya akan pulang ke Bali, tepatnya di Mendoyo Dangin, Banjar Tengah, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Provinsi Bali.

Selanjutnya, Kamis (4/10/2018) atau Jumat (5/10/2018), Gus Maiz mengajak ayahnya, Gusti Kade Sukadana, beserta ibunya, I Gusti Ayu Kade Miliasih (63), terbang ke Palu.

"Maunya akan ada lamaran. Anak saya akan menikah dengan pacarnya yang ada di Palu," tutur Gus Sukadana lirih saat ditemui di kediamannya, Minggu (30/9/2018).

Pernikahan secara adat Bali itu dijadwalkan menjelang Hari Raya Galungan pada Desember mendatang.

"Rencananya menikah dekat-dekat dengan perayaan Galungan mendatang," katanya dengan terbata-bata.

Namun, takdir berkata lain.

Rencana momen bahagia tersebut pupus setelah gempa bermagnitudo 7,4 dan diikuti tsunami menerjang Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Jumat (28/9/2018) sore.

Gus Maiz turut menjadi korban bencana dahsyat tersebut. Gus Sukadana tidak dapat menahan pilu hatinya dengan kejadian itu.

Air mata berlinang dari mata sang ayah.

Terkadang tatapannya kosong, mengingat anak laki-laki tunggalnya itu.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved