Kisah Jenderal Kesayangan Hitler, Menang Diberbagai Pertempuran, Tapi Tewas Bukan Akibat Tembakan
Dikenal karena kepiawaiannya memimpin pasukan langsung ke garis depan alih-alih di belakang, jurnalis Inggris menjulukinya "Rubah Gurun".
SERAMBINEWS.COM - Era kejayaan Nazi Hitler di Jerman punya sejumlah jenderal yang sukses di medan perang.
Tapi akhirnya hidup mereka justru tragis, bukan oleh tembakan lawan, tapi bunuh diri dengan minum racun sianida.
Termasuk jenderal Erwin Rommel yang harus mengakhiri hidup antara dipermalukan atau kematian. Dia ternyata memilih yang terakhir.
Erwin Rommel merupakan jenderal Nazi Jerman dengan pangkat Field Marshal (Panglima Tertinggi) saat Perang Dunia II berkecamuk.
Dia menjabat sebagai Komandan Divisi Panzer Ketujuh saat Invasi Perancis yang berlangsung pada 1940. Kemudian dia ditempatkan sebagai komandan Korps Afrika.
Kepemimpinannya saat memimpin pasukan gabungan Jerman dan Italia membuatnya disegani sebagai komandan tank terbaik, dan mendapat julukan der Wuestenfuchs atau Rubah Gurun.
Baca: Ini 4 Fakta Swastika yang Ditetapkan Jadi Simbol Nazi Jerman Pada 15 September 1935
Karena jasanya, Rommel dijadikan nama pangkalan militer terbesar Jerman, Barak Field Marshal Rommel di Augustdorf.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan biografi dari perwira yang juga mendapat julukan "Marsekal Rakyat" tersebut.
1. Masa Kecil dan Karir Awal di Militer
Johannes Erwin Eugen Rommel lahir di Heidenheim, sekitar 45 kilometer dari Ulm di Kerajaan Wuerttemberg, Kekaisaran Jerman pada 15 November 1891.
Ayahnya, Erwin Rommel Senior, selain berprofesi sebagai guru dan pengelola sekolah, juga seorang tentara dengan pangkat Letnan di artileri.
Di usia 18 tahun, Rommel masuk militer dan ditempatkan di Resimen Infanteri Ke-124 Wuerttemberg sebagai Fahnrich atau kandidat perwira.
Di 1910, dia masuk Sekolah Kadet Perwira di Danzig, dan lulus November 1911, dan ditempatkan di Infanteri Ke-124 Weingarten sebagai Letnan.
Baca: Punya Kekuatan Udara Luar Biasa, Turki Tak Tersentuh Tentara Nazi Selama PD II
Maret 1914, dia dipindahkan ke Ulm dan masuk Resimen Artileri Lapangan Ke-46 Korps Pasukan XIII sebagai komandan senjata berat.
Dia ditempatkan kembali ke Infanteri Ke-124 saat Perang Dunia I pecah.