Breaking News

KIP Aceh Ajak Masyarakat Lawan Hoaks Jelang Pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019

Selama ini, informasi hoaks lebih banyak diterima oleh masyarakat ketimbang informasi mengenai pelaksanaan Pemilu

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/MASRIZAL
Anggota KIP Aceh, Akmal Abzal sedang memberikan sosialisasi tentang kepemiluan dengan tema pemilu demokrasi melawan hoaks dan sara kepada masyarakat di 3 in 1 Café, Banda Aceh, Senin (29/10/2018). Selain Akmal, tampil juga pembicara lain yaitu akademisi, Saifuddin Bantasyam. 

Laporan Masrizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh mengajak masyarakat untuk melawan hoaks jelang pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019.

Selama ini, informasi hoaks lebih banyak diterima oleh masyarakat ketimbang informasi mengenai pelaksanaan Pemilu.

“Hoaks telah mengalahkan informasi pemilu. Parahnya lagi setelah tidak tahu tentang pemilu, mereka juga tidak mau cari tahu,” kata anggota KIP Aceh, Tgk Akmal Abzal dalam acara sosialisasi pemilu demokrasi melawan hoaks dan sara di 3 in 1 Café, Banda Aceh, Senin (29/10/2018).

Baca: Sasar Pemilih Pemula, KIP Banda Aceh Bekali Siswa SMA tentang Kepemiluan

Selain itu, ada juga masyarakat saat ini yang masih tidak tahu kapan Pileg akan dilaksanakan.

Selama ini masyarakat hanya disuguhkan informasi-informasi mengenai calon pemimpin Indonesia yang akan datang, sangat minim informasi mengenai Pileg.

Akmal menyebutkan, khusus di Aceh ada 1.298 calon anggota DPRA yang akan memperebutkan 81 kursi parlemen.

Mereka berasal dari 16 partai nasional dan empat partai lokal (parlok).

Baca: Dinilai Cacat Prosedur, LSM JANG-KO Laporkan Proses Penjaringan Komisioner KIP Aceh Tengah ke KPU

“Tapi yang menjadi fokus masyarakat saat ini adalah pilpres,” ungkap dia.

Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Pengembangan SDM ini menambahkan, persoalan lain adalah tidak ada yang sosialisasi kepada masyarakat nama-nama caleg DPR RI.

Masyarakat hanya mengenal caleg-caleg dari DPRK saja. “Ini persoalan,” ungkapnya.

Menurut Akmal, pemilu sukses dan melahirkan pemimpin yang baik adalah pemilu yang tidak ada sedarah menetes dan tidak ada sebuah pot bunga jatuh.

Baca: VIDEO - KIP Sosialisasi Pemilu Bagi Penyandang Disabilitas

“Kami sebagai penyelenggara ada kelemahan maka diperlukan kolektif dalam menjaga pemilu damai dan bersih,” katanya.

Pembicara lain, akademisi Unsyiah, Saifuddin Bantasyam juga menyampaikan, demokrasi perlu dijaga untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa. Hoaks hanya akan memberikan pengaruh negatif bagi tiga pilar bangsa yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

“Kehancuran demokrasi itu ketika komunikasi untuk kepentingan negara didasarkan alasnya pada berita hoaks. Informasi akurat itu penting untuk mewujudkan demokrasi yang baik,” ujar dosen Unsyiah ini. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved