Ancaman Sampah Plastik Kian Mengancam, Garam dan Ikan Teri Terbukti Mengandung Mikro Plastik
Dalam penelitian tersebut ditemukan sepertiga sampel atau 28 persen ikan yang diteliti mengandung plastik mikro.
SERAMBINEWS.COM - Pencemaran plastik di lautan semakin mengkhawatirkan. Selain meracuni organisme laut, pencemaran plastik juga mengancam manusia. Studi terbaru menemukan kandungan plastik mikro pada garam dan ikan di Indonesia.
Baca: Rektor Unaya: Generasi Milenial Harus Mampu Hadapi Revolusi 4.0, Softskill jadi Kunci Sukses
Melansir Kompas.id, Jumat (30/11/2018), plastik mikro pada garam dan ikan Indonesia ditunjukkan lewat dua penelitian terpisah yang dilakukan peneliti Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar dan Pusat Oceanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Baca: Unaya Wisuda 346 Lulusan, Ini Nama-nama Wisudawan Terbaik Tahun Ini
"Kami menemukan adanya 10-20 partikel plastik mikro per kilogram garam. Jenis plastik pada garam mirip dengan temuan di air, sedimen, dan biotanya," kata peneliti kimia laut dan ekotoksikologi Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Reza Cordova, di Jakarta, Kamis (29/11/2018).
Reza melakukan penelitian terkait plastik mikro pada garam di beberapa tambak daerah pantai utara Jawa, yaitu di Pati, Kudus, Demak, dan Rembang.
Baca: Heboh! Bom Aktif Sisa Perang Dunia II Seberat 500 Kg Mengancam Kota Sabang, Begini Penampakannya
"Kami menduga plastik mikro pada garam ini berasal dari air laut yang memang sudah tercemar. Selain itu, ada juga kemungkinan masuknya plastik mikro setelah pemanenan karena banyak menggunakan plastik," kata dia.
Plastik mikro (microplastics) adalah partikel plastik berdiamater kurang dari 5 milimeter (mm) atau sebesar biji wijen hingga 330 mikron (0,33 mm). Plastik nano (nanoplastics) ukurannya lebih kecil dari 330 mikron.
Sementara itu, penelitian tim Unhas dilakukan di tambak garam Janeponto, Sulawesi Selatan.
Baca: Pembangunan Rumah Korban Gempa Pijay Ditargetkan Selesai Akhir 2018
"Kami mengambil contoh air, sedimen, dan garam pada tambak yang airnya bersumber dari saluran primer laut. Ada delapan titik yang di-sampling dengan dua kali ulangan, jadi kami kumpulkan 16 sampel air dan sedimen," jelas Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas, Akbar Tahir.
Baca: Kabar Terbaru Rencana Duel Khabib Nurmagomedov dan Conor McGregor
Akbar melanjutkan, sebanyak tujuh sampel garam yang diteliti positif mengandung plastik mikro dengan total kontaminasi 58,3 persen.
Sedangkan 11 dari 16 sampel air yang diteliti mengandung 31 partikel plastik mikro. Tingkat kontaminasinya secara keseluruhan sebesar 68,75 persen.
Untuk sedimen, dari 16 sampel yang diperiksa ditemukan 41 partikel plastik mikro dengan tingkat kontaminasi 50 persen.
"Total kontaminasi ini dihitung dari jumlah sampel positif terhadap total sampel yang diteliti," kata Akbar.
Baca: Reuni Akbar 212, 80 Persen Pesertanya Disinyalir Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
Penyebab: Plastik sekali pakai
Menurut Reza, dugaan sumber pencemar pada garam ini bisa ditelusuri jejaknya dengan temuan pencemaran plastik mikro pada air laut.
"Sebagian besar sumber plastiknya kami duga berasal dari plastik sekali pakai seperti kantung plastik. Ada juga plastik dari jaring nelayan dan juga pakaian," kata dia.
Baca: Pasangan yang Berniat Pacaran di Lereng Bukit Hati-hati, Ini Peringatan BNPB