Para Pelajar yang Bertaruh Nyawa Untuk Sampai ke Sekolah 

Sejumlah siswa bahkan memilih bertelanjang dada sambil sambil memegang seragam mereka

Editor: Muhammad Hadi
(KOMPAS.com)
Siswa di Polewali Mandar sulawesi barat nekad menantang arus sungai yang deras sambil telanjang dada demi mengikuti ujian semeters tepat waktu. 

SERAMBINEWS.COM - Pagi itu, Rabu (5/12/2018), puluhan siswa sekolah TK, SD, dan SMP, di Desa Amola, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, sudah bergegas meninggakan rumah, agar bisa sampai ke sekolah sebelum ujian semester digelar.

Agar dapat sampai ke sekolah tepat waktu, mereka harus menantang derasnya arus Sungai Amola, yang sewaktu-waktu dapat menghanyutkan mereka jika tidak berhati-hati saat menyeberang.

Infrastruktur jembatan penghubung antardesa yang tidak tersedia memaksa para siswa tersebut harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai demi sampai ke sekolah.

Baca: Puting Beliung Terjang Bogor Selatan, BNPB: Satu Meninggal Dunia, 50 Rumah Rusak

Setiap hari, mereka melakukan itu lantaran tidak ada jalan alternatif yang lebih dekat ke sekolah.

Saat musim banjir seperti saat ini, para siswa kerap tak bersekolah karena tak bisa menyeberangi sungai yang arusnya deras dan membahayakan nyawa mereka.

Agar seragam sekolah seperti sepatu, pakaian, dan peralatan sekolah lainnya tidak basah, para siswa terpaksa membukanya ketika akan menyeberang.

Baca: Hujan Deras Mengguyur Bireuen, Puluhan Rumah di Peudada Tergenang Banjir

Sejumlah siswa bahkan memilih bertelanjang dada sambil sambil memegang seragam mereka.

Tak sedikit siswa punya pengalaman jatuh di tengah arus hingga seragam dan buku mereka basah kuyup sebelum tiba di sekolah.

Sejumlah warga yang khawatir anaknya hanyut terbawa arus, terutama siswa TK dan SD yang baru masuk sekolah, umumnya mengantar-jemput anak mereka ke sekolah setiap hari.

Baca: Di Tengah Mencuatnya Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi, Adik Pangeran Mohammed Kembali ke Amerika

Terutama, di saat musim hujan ini, yang arus sungainya sewaktu-waktu bisa deras dan naik.

Siswa di desa ini pada umumnya sekolah berdasarkan situasi cuaca.

Saat arus deras atau sungai meluap, mereka terpaksa tidak sekolah, bahkan bisa berlangsung berhari-hari.

Mereka baru bisa sekolah kembali saat sungai surut.

Baca: Defisit APBN 2018 Hingga November Sebesar Rp 287,9 Triliun

Nursafika, siswi SMP Negeri Pasang ini mengaku, setiap hari dia harus bongkar pasang seragam di bibir sungai sebelum dan pulang sekolah.

Saat sungai meluap, Safika kerap tak sekolah berhari-hari karena tak ada jalan alternatif yang dekat.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved