Jadi Korban Kerja Paksa dan Diberi Makan tak Halal, Pemerintah Stop Kirim Mahasiswa Magang ke Taiwan
Mahasiswa Indonesia turut mengalami kerja paksa di sebuah pabrik di Taiwan. Mereka bekerja dari pagi hingga malam dan diberi makanan tak halal.
SERAMBINEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Indonesia menghentikan sementara program perekrutan serta pengiriman mahasiswa kuliah maupun magang ke Taiwan, menyusul adanya praktik kerja paksa terhadap 300 mahasiswa Indonesia di negara tersebut.
Mahasiswa yang kuliah di Perguruan Tinggi Hsing Wou di Distrik Linkou, Taipei, Taiwan itu diduga menjadi korban melalui program magang kerja sama kampus dengan perusahaan.
Melalui keterangan resminya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Armanatha Nasir,, Rabu 2/1/2019) malam, mengatakan pengiriman dan penghentian perekrutan tersebut akan dilanjutkan setelah adanya kesepakatan pengelolaan yang lebih baik.
Baca: Mahasiswa Aceh di Jakarta Gelar Bakti Sosial di Makam Cut Nyak Dhien Sumedang
Baca: Kisah Horor Dosen Mengajar Mahasiswa Gaib, Setelah Sadar Ternyata Sudah Hilang Selama Tiga Hari
Pemerintah Indonesia juga telah mendapat laporan dari Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) d Taipei, mengenai adanya permasalahan yang dihadapi mahasiswa Indonesia peserta kuliah-magang di sana.
"Menindak lanjuti laporan ini, KDEI Taipei telah meminta keterangan dan berkoordinasi dengan otoritas setempat guna mendalami implementasi skema kuliah-magang yang berlangsung mulai 2017 tersebut," ujar Armanatha melalui keterangan resminya.
Baca: Taiwan Bersedia Berbagi Kuota Haji dengan Indonesia
Baca: Kementerian Luar Negeri Umumkan Peserta SKB CPNS 2018, Lihat Namamu di Sini
Menurut Armanatha, KDEI Taipei telah meminta otoritas setempat untuk mengambil langkah menindaklanjuti adanya isu mengenai pekerja paksa itu sesuai aturan di sana.
"Guna melindungi kepentingan serta keselamatan mahasiswa peserta skema kuliah-magang," jelas dia.
Sebelumnya, berdasarkan hasil investigasi anggota parlemen di sana, ratusan mahasiswa mengalami kerja paksa di sebuah pabrik lensa kontak.
Mereka bekerja dari pagi hingga malam dan harus berdiri selama 10 jam.
Pabrik tersebut juga hanya memberikan waktu istirahat selama dua jam. Sementara mahasiswa muslim yang bekerja, diberi makan yang tidak halal.(Anadolu Agency)