Breaking News

Pemerintah Jangan Terlena Menguatnya Rupiah ke Rp 14.024, Begini Pesan Mantan Menkeu 

Adapun nilai tukar rupiah pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini berada di posisi Rp 14.105 per dollar AS

Editor: Muhammad Hadi
Tribunnews
Mantan Menteri Keuangan, Muhammad Chatib Basri 

SERAMBINEWS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS Senin (7/1/2019) terus menguat dengan signifikan hingga ke kisaran 14.000.

Di pasar spot Bloomberg, rupiah tercatat diperdagangkan di level Rp 14.024 per dollar AS pada pukul 12.47 WIB.

Angka tersebut menguat 246 poin atau 1,72 persen dari penutupan perdagangan pada Jumat (4/1/2019) lalu yang sebesar Rp 14.270 per dollar AS.

Baca: Dilanda Hujan Deras, Ruas Jalan Raya di Simeulue Terendam

Sementara pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka pada level Rp 14.177,8.

Adapun nilai tukar rupiah pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini berada di posisi Rp 14.105 per dollar AS.

Posisi ini naik 1,70 persen dibanding Jumat pekan lalu pada 14.350.

Terkait penguatan ini, mantan Menteri Keuangan (Menkeu), M Chatib Basri mengingatkan agar pemerintah dan pelaku pasar tak terlena.

Baca: Pemberitahuan Mulai Tender Proyek APBA

Chatib mengatakan, di tengah kondisi seperti saat ini, berbagai upaya untuk memperdalam pasar keuangan tetap perlu dilakukan agar peran dari investor lokal menjadi lebih dominan.

Sebab, selama ini Indonesia masih sangat bergantung pada arus modal asing yang sangat bergantung pada sentimen pasar.

Menguatnya rupiah terhadap dollar AS hari ini, lebih disebabkan karena sentimen dari pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell yang mentakan Federal Reserve atau The Fed akan 'bersabar' dalam menaikkan bunga.

Baca: Berhasil Lobi Penyerahan Senjata Api Masa Konflik, Tiga Tentara di Aceh Jaya Terima Penghargaan

"Dugaan saya arus modal masuk, akan kembali terjadi dan pasar keuangan akan bergairah. Namun saya ingin mengingatkan sejak dini. Arus modal ini satu hari akan kembali lagi keluar krn sifatnya hot money," ujar Chatib seperti dikutip Kompas.com melalui akun twitternya.

Chatib menjelaskan, bukan tidak mungkin situasi yang terjadi seperti di 2018 lalu, di mana rupiah sempat menembus angka Rp 15.000 per dollar AS bisa berulang.

Sebab, kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga lagi juga masih ada.

Baca: Kasus Prostitusi Artis, Celana Dalam Ungu Milik Vanessa Angel dan Sekotak Kondom Jadi Barang Bukti

Berbagai kebijakan makroprudensial seperti Jika Fed kemudian kembali lagi menaikkan bunga dengan cepat, maka situasi 2018 akan berulang.

Dia menyarankan, regulator untuk menerapkan tobin tax yang merupakan pajak dalam pasar uang spot untuk 'menghukum' spekulasi pada nulai tukar mata uang jangka pendek untuk mengendalikan stabilitas mata uang, reverse ton tax ,atau aturan lain untuk mengatasi gejolak arus modal.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved