Perjuangan Hidup Nung Mengais Kardus dan Botol Bekas Demi Biaya Persalinan

Sedikit diceritakan Nung, malam tadi putranya tak bisa tidur nyenyak akibat diusir oleh pemilik ruko tempat ia memutuskan untuk beristirahat.

Editor: Fatimah
Tribun Jakarta
Wanita bernama nung ini tegar menghadapi bagaiaman kerasnya hidup yang dilaluinya 

SERAMBINEWS.COM - Bersandar di bawah pohon dan duduk di atas tanah lembab tanpa alas, Nung (40) terlihat termenung.

Matanya terlihat letih, serta tatapannya kosong melamun ditengah lalu lalang pengendara dan pejalan kaki yang melintas.

Sementara itu, putranya yang baru berusia tiga tahun terlihat tengah terlelap di pelukan Nung.

Baca: VIDEO - Kampus IPDN Aceh Siap Dibangun, Yuk Lihat Lokasinya

"Sudah dari jam 09.00 WIB tadi tidur, abis makan bubur dikasih orang dia (anaknya) tidur," kata Nung di belakang Taman Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (20/1/2019).

Sedikit diceritakan Nung, malam tadi putranya tak bisa tidur nyenyak akibat diusir oleh pemilik ruko tempat ia memutuskan untuk beristirahat.

Usai pergi dari rumah mertuanya, Nung memutuskan untuk tinggal di jalanan dan mengumpulkan kardus serta botol bekas untuk dijual ke pengepul.

Baca: Boo, Anjing Terlucu di Dunia Jenis Pomeranian Mati karena Patah Hati

Alasan ia pergi dari rumah mertuanya adalah karena sudah tak tahan lagi atas perkataan mertuanya.

"Namanya tinggal di rumah mertua, dihina ini dihina itu saya diam saja. Tapi namanya manusia punya batas kesabaran," kata Nung yang matanya terlihat mulai berkaca-kaca.

Baca: Irwandi Menamsilkan Dirinya Kena Getah

Lanjut Nung, akhirnya ia pun memutuskan pamit dari rumah mertuanya dan membantu penghasilan suaminya yang berprofesi sebagai tukang semir sepatu.

 
Uang hasil penjualan botol dan kardus bekas tersebut, tak semerta-merta ia habiskan hari itu juga.

Ia harus bisa menyisihkan uang hasil pendapatannya tersebut, guna biaya persalinan anaknya yang saat ini berusia tiga bulan dikandungannya.

"Saya ini sedang hamil tiga bulan, jadi kalau dapat uang saya sisain buat biaya lahiran," ucap Nung berlinang air mata.

Baca: Polisi Tembak Suami Istri

Nung menceritakan, sangat sulit baginya untuk mencari pekerjaan di Jakarta, usai profesi yang ia tekuni sebelumnya kini sudah tak ada lagi.

"Dulu saya jadi joki 3 in 1, tapi kan sekarang sudah gak ada joki 3 ini 1," ucap Nung mengusap air matanya.

Tak pernah terbesit dipikirannya ia bakal melahirkan anaknya di Rumah Sakit, dan lebih memilih melahirkan di kampung halamannya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved