Pria Palestina Ini Menolak untuk Menjual Rumahnya Meski Ditawar Hingga Rp 1 Triliun oleh Israel
Al-Mohtaseb mengaku terakhir kali pihak Israel telah menawarkan uang sebesar 100 juta dollar AS untuk membeli rumah
SERAMBINEWS.COM - Seorang pria Palestina yang tinggal di Kota Hebron, menolak tawaran dari penduduk Israel yang ingin membeli rumah dan tanahnya seharga 100 juta dollar AS (sekitar Rp 1,4 triliun.
Abdul Raouf Al-Mohtaseb bersikeras untuk tidak menjual kediaman dan tanahnya di Kota Hebron, wilayah Tepi Barat, meski telah berulang kali mendapat tawaran dari pendatang Israel.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG Selasa 22 Januari 2019 di 33 Kota, Hujan Disertai Petir di Sejumlah Wilayah
Al-Mohtaseb mengaku terakhir kali pihak Israel telah menawarkan uang sebesar 100 juta dollar AS untuk membeli rumah toko (ruko) miliknya yang menghadap Masjid Ibrahim di tengah kota di kawasan Al-Sahla, Hebron.
"Saya menolak tawaran sebesar 100 juta dollar AS," kata Al Mohtaseb seperti dikutip Middle East Monitor dari Arabi 21, Sabtu (19/1/2019).
Baca: Aminullah Ajak Warga Sukseskan Maulid Raya
Al-Mohtaseb menambahkan, dirinya tidak akan pernah setuju untuk menjual tanahnya kepada Israel berapa pun jumlah uang yang mereka tawarkan.
"Saya akan menolak seluruh uang di dunia. Saya tidak akan mengkhianati negara maupun rakyat Palestina."
"Uang itu baik, tetapi hanya jika diperoleh secara baik," tambahnya.
Al-Mohtaseb mengatakan, dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Al-Mayadeen, awalnya dia mendapat tawaran sebesar 6 juta dollar (sekitar Rp 85 miliar).
Baca: Gedung KIR Pidie Diperbaiki
Setelah menolak penawaran pertama, pihaknya kembali mendapat tawaran sebesar 40 juta dollar (sekitar Rp 570 miliar) dan terakhir 100 juta dollar.
Meski mendapat penawaran yang sangat tinggi, namun dia menekankan tidak akan mengubah sikapnya dan akan tetap menjadi penjaga Masjid Ibrahim.
Al-Mohtaseb bahkan mengaku sempat mendapat tawaran dari pendatang Israel untuk fasilitas pindah ke Australia atau Kanada, untuk menjalani kehidupan dan pekerjaan baru.
Akan tetapi pendiriannya tetap tidak berubah.
"Semakin tinggi penawaran yang datang untuk rumahnya, maka semakin bertambah rasa cinta saya pada Tanah Air saya."
Baca: Speedboat Karam di Singkil
"Saya hidup dan tumbuh besar di sini, tapi cucu-cucu saya terancam kehilangan tempat ini," kata kakek yang memiliki 20 cucu itu.
Kota Hebron yang berada di Tepi Barat, telah lama diperebutkan antara Palestina dengan Israel.