Kupi Beungoh

Majelis Hakim dan Jaksa KPK, Pertimbangkanlah Jasa Irwandi

Terpilih sebagai gubernur pertama melalui proses pilkada, Irwandi mewakili teman-teman seperjuangannya di saat perang

Editor: Muhammad Hadi
TERDAKWA kasus dugaan suap Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) Gubernur nonaktif Aceh, Irwandi Yusuf (kiri) memberikan keterangan sebagai saksi atas terdakwa Bupati nonaktif Bener Meriah, Ahmadi (kanan) saat menjalani sidang lanjutan kasus dugaan suap DOKA di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (25/10). 

Oleh: Asrizal H Asnawi*)

ACEH dalam damai adalah impian setiap makhluk yang ada di Tanah Aulia ini. Suasana yang telah lama didambakan, kini ia sudah menjadi nyata.

Tak ada perang dan desingan peluru senjata, juga tak ada lagi berita di media tentang korban jiwa akibat peluru nyasar. Suasana yang mustahil dihayalkan di masa lalu.

Tapi dengan kehendak Allah, tsunami 26 Desember 2004 mengubah semua cerita dan perdebatan yang seakan tak berujung.

Baca: Nyak Sandang, Garuda Indonesia, dan “Kebaikan’’ Malaysia untuk Aceh

Anggota DPRA, Asrizal H Asnawi.
Anggota DPRA, Asrizal H Asnawi. (FACEBOOK)

 

Jalan mustahil itu menjadi kenyataan dan berhujung pada perdamaian Aceh, melalui penandatanganan MoU Helsinki, 15 Agustus 2005 di Finlandia.

Tapi, kini rakyat Aceh dalam duka, salah satu tokoh damai tersandera perkara. Dia ditahan Jakarta dalam perkara yang tidak seberapa.

Irwandi Yusuf namanya, kini hanya ada dalam doa setiap insan di Tanah Aulia ini. Ianya ditahan KPK, dan kami pun tak tahu berapa lama dia harus dihukum penjara.

Terlalu besar jasanya dalam perdamaian Aceh. Ia menjadi bagian dari tim monitoring, hingga terlibat aktif dalam pemotongan senjata, sebagai bukti nyata perang itu sudah reda.

Baca: Generasi Lem Cap Kameng?

Terpilih sebagai gubernur pertama melalui proses pilkada, Irwandi mewakili teman-teman seperjuangannya di saat perang.

Ia telah berhasil meletakkan dasar-dasar pembangunan Aceh yang porak poranda akibat bencana.

Bersama BRR Aceh-Nias, Irwandi membangun infrastruktur maupun kehidupan sosial masyarakatnya.

Untuk diketahui, memimpin Aceh saat itu bukanlah hal mudah. Perlu kecerdasan dan keberanian dalam mengambil kebijakan, di tengah-tengah berbagai macam pemikiran, ide dan gagasan yang ada, ditambah adanya kelompok perjuangan yang menolak damai.

Namun Irwandi Yusuf (bersama Wagub Muhammad Nazar) berhasil menyelesaikan 5 tahun masa kepemimpinannya dengan damai.

Baca: Akhiri Polemik BPKS, Ini Cara Majukan Sabang

Pembangunan berjalan lancar dan rakyat mulai sejahtera. Program JKA dan dana Pendidikan Anak Yatim menjadi andalannya.

Prestasi ini terus terpatri di benak rakyatnya, sehingga pada Pilkada 2017, Irwandi yang berpasangan dengan Nova Iriansyah, dipercaya kembali memimpin Aceh.

Ini adalah kemenangan bersejarah, setelah sebelumnya dia yang berpasangan dengan Muhyan Yunan, kalah di Pilkada 2012 oleh pasangan Zaini Abdullah dan Muzakkir, yang tak lain adalah teman seperjuangannya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved