Anggota DPRA Bantu Sembako untuk Warga Kurang Mampu dan Nenek Uzur
Iskandar Usman Alfarlaky, Jumat (25/1/2019) sore menyalurkan bantuan sembako kepada kaum duafa yang tinggal di rumah tak layak huni,
Penulis: Seni Hendri | Editor: Yusmadi
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI - Anggota DPR Aceh, Iskandar Usman Alfarlaky, Jumat (25/1/2019) sore menyalurkan bantuan sembako kepada kaum duafa yang tinggal di rumah tak layak huni, di Kecamatan Idi Timur, Aceh Timur.
Di rumah tak layak huni pertama, Iskandar Usman Alfarlaky dan rombongan disambut oleh Desi Wahyuni (36).
Saat itu, Desi sedang mengayun anak bungsunya, sedangkan suaminya sedang mencari rezeki dengan bekerja sebagai montir listrik.
Setelah menerima bantuan sembako dari Iskandar Usman Alfarlaky, Desi berkisah sudah 6 tahun tinggal di rumah tak layak huni sejak 2013.
Karena itu ia berharap agar pemerintah membangun rumah di tanah yang ia beli beberapa tahun lalu.
Terkait permohonannya itu, Iskandar Usman Alfarlaky, berjanji akan membantu Desi rumah layak huni.
"Rumah akan saya usahakan bangun baru. Jika ada peluang, akan kita perjuangkan di perubahan APBA. Kalau tidak di perubahan, maka akan kita perjuangkan di APBA murni," ungkap Iskandar.
Beranjak dari rumah Desi dan Syafrizal, Iskandar dan rombongan lanjut meninjau rumah tidak layak huni kedua di Gampong Matang Bungong, Kecamatan Idi Timur, yaitu milik Junaidi (31).
Baca: Warga Miskin Asal Simeulue Ini Harapkan Bantuan Melawan Tumor yang Dideritanya
Baca: Irwandi Mengaku Bangun 200-an Rumah Duafa Secara Pribadi, tak Dipasangi Spanduk Partai atau Pribadi
Baca: Provinsi Salurkan Bantuan ke Agara
Dalam perjalanan Iskandar dan rombongan juga singgah di rumah Nek Fatimah Amin (100), yang sudah uzur dan terbaring karena sakit.
Iskandar juga memberikan sedikit santunan untuk berobat kepada nenek Fatimah.
Di rumah Junaidi, Iskandar juga menyalurkan bantuan sembako yang diterima Junaidi dan istrinya Erlita.
Rumah tak layak huni berbentuk panggung ini juga disekat menjadi balai pengajian.
Ada sekitar 20 santri dari gampong setempat yang diajari mengaji oleh Erlita. Sedangkan Junaidi sehari-hari hanya melaut.
"Jika ada kesempatan kita perjuangkan kedua rumah tidak layak huni ini akan diusahakan dibangun baru. Karena masing-masing keluarga ini memiliki anak dan butuh tempat tinggal yang layak," jelas Iskandar.
