Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Cerita Anaknya Kena Pungli Rp 200 Ribu saat Urus KTP

Menurut Edy, anaknya harus mengeluarkan uang sebesar Rp 200 ribu untuk mendapatkan kartu tanda penduduk (KTP).

MUHAMMAD ROBBANI/BOLASPORT.COM
Menurut Edy, langkah mengundurkan diri itu adalah bentuk pertanggungjawaban dirinya kepada publik sepak bola Indonesia yang telah menaruh harap. 

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyebut anaknya bayar Rp 50 ribu untuk dapat pengantar dari desa. Setelah itu bayar lagi Rp 150 ribu di kecamatan.

SERAMBINEWS.COM - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyampaikan kebobrokan pelayanan di kantor desa dan kantor camat.

Salah satu yang ia contohkan adalah yang dialami oleh anaknya sendiri. Menurut Edy, anaknya harus mengeluarkan uang sebesar Rp 200 ribu untuk mendapatkan kartu tanda penduduk (KTP).

Cerita itu disampaikan Edy Rahmayadi dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Deliserdang Selasa, (29/1/2019).

Seperti dilansir Serambinews.com dari Tribun Medan, pada kesempatan itu, Edy bertatap muka hampir dengan seluruh para kepala desa (Kades) yang ada di Deliserdang.

Baca: Viral Oknum Dosen Diduga Pungli Mahasiswa Rp2.000, Pihak Kampus Istirahatkan Sang Dosen

Baca: Mundurnya Edy Rahmayadi dari Ketua Umum PSSI Tak Pengaruhi Pengusutan Kasus Pengaturan Skor

Baca: Rekam Dua Polisi Diduga Lakukan Pungli dan Unggah ke Medsos, Wanita Ini Blak-blakan Soal Aksinya

Banyak hal yang saat itu ia sampaikan kepada kepala desa.

Kepala desa pun berulang kali tertawa terbahak-bahak lantaran ketika menyampaikan arahan Edy menyampaikannya dengan bahasa khasnya.

"Sehebat apapun Gubernurnya, sehebat apapun Bupatinya kalau kadesnya haw-haw saya yakin enggak akan bisa benar tempat (Deliserdang) ini. Apalagi kalau Camatnya enggak mau tau," kata Edy.

Saat itu Edy pun sempat kebingungan untuk menjabarkan apa yang ia maksud dengan haw-haw itu.

Namun apa yang ia sampaikan itu sudah dipahami oleh para Kades dan langsung disikapi mereka dengan gelak tawa.

Di hadapan Bupati dan Wakil Bupati Deliserdang, Ashari Tambunan dan Zainuddin Mars itu, Edy meminta agar Kades bisa melayani dengan baik masing-masing warganya.

Ia berpendapat Kades tidak perlu untuk selalu berada di kantor karena dirinya sendiri mengaku paling tidak suka di kantor.

"Kalian datangi warga kalian itu. Enggak akan hilang kantor kalian itu. Selesai saya ngomong, tolong lah berubah kawan,"kata Edy.

Baca: OTT di Kantor KONI, KPK Amankan Uang Sekitar Rp 7 Miliar terkait Kasus Suap Dana Hibah Kemenpora

Baca: Anggota DPRA Tertangkap Nyabu Mau Nyogok Rp 500 Juta, Polisi Bilang Simpan Saja Uangnya

Baca: KPK Sudah Incar Irwandi Sejak Awal Dia Menjabat, Baru Dilantik Sudah Terima Suap Rp 8,7 M

Mantan Ketua PSSI ini juga sempat bercerita bagaimana buruknya pelayanan di kantor Desa.

Ia menyebut itu dialami langsung oleh anaknya meskipun tidak ia jabarkan kapan kejadiannya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved