Oarfish, Ikan yang Dianggap Sebagai Tanda akan Datangnya Gempa Bumi dan Tsunami
Ikan itu memang sudah mati, tetapi kemudian diputuskan untuk tetap dibawa ke akuarium Uozu terdekat untuk dipelajari.
SERAMBINEWS.COM - Masyarakat dan media sosial Jepang tiba-tiba gelisah.
Hal ini terjadi setelah ditemukannya sejumlah ikan laut dalam yang secara tradisional dipercaya sebagai pertanda bencana alam.
Benar, oleh masyarakat Jepang, ikan ini disebut sebagai pertanda akan datangnya gempa bumi dan tsunami.
Senin (28/1), seekor ikan oar berukuran hampir 4 meter, dari moncong ke ekor, ditemukan terlilit jaring ikan di lepas pantai Imizu, di prefektur Toyama.
Ikan itu memang sudah mati, tetapi kemudian diputuskan untuk tetap dibawa ke akuarium Uozu terdekat untuk dipelajari.
Baca: Heboh Ikan di Laut Dalam Tertangkap Jaring Nelayan, Warga Jepang Khawatir Akan Terjadi Tsunami
Baca: Tukang Ojek Tewas Ditembak KKB di Papua, Korban Sempat Minta Tolong usai Peluru Menembus Lehernya
Sembilan hari sebelumnya, ikan serupa juga ditemukan di Teluk Toyamam. Jumlahnya dua ekor.
Rekor penemuan ikan oar terbanyak terjadi pada 2015 lalu, jumlahnya empar ekor.
Spesies ini dicirikan oleh tubuhnya yang keperakan, panjang, dan bersirip merah.
Ikan ini biasanya menghuni perairan laut dalam sehingga jarang terlihat di permukaan.
Menurut legenda masyarakat Jepang, jika sampai ikan ini muncul ke permukaan, artinya akan datang bencana alam.
Nama lokal ikan ini saja adalah ryugu no tukai, yang diterjemahkan sebagai “utusan dari istana raja naga”—mengisyaratkan kaitannya dengan bencana alam di masa lalu.
Baca: AS Beku dengan Suhu Mencapai 52 Derajat, Air Terjun Niagara Jadi Daratan Es
Baca: PSSI: Piala Presiden 2019 Akan Digelar 2 Maret sampai 13 April, Piala Indonesia Ditunda Sementara
Menurut cerita setempat, jika ikan ini naik ke permukaan dan berjemur di pantai, gempa besar akan segera datang.
Sementara jika menggunakan pendekatan ilmiah, ikan laut dalam yang naik ke permukaan mungkin bereaksi atas pergerakan garis patahan seismik yang tidak biasa sebelum gempa bumi.
Hiroyuki Motomura, seorang professor ichthyololgy di Kagoshima University, punya penjelasan yang lebih bisa diterima untuk penemuan ikan oar baru-baru ini.
“Saya punya sekitar 20 spesimen ikan ini dalam koleksi saya sehingga ia bukan spesies yang sangat langka,” katanya, seperti dilaporkan SCMP.