Plebisit UU Organik Bangsamoro
Referendum Bangsamoro Filipina: Siapa yang Keluar? Siapa yang Masuk?
Para pemilih ditanya apakah mereka ingin bergabung dengan Daerah Otonomi Bangsamoro yang baru dibentuk di Muslim Mindanao (BARMM).
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Penghitungan suara sedang berlangsung pada ronde kedua referendum otonomi bagi Muslim Moro di Filipina selatan.
Pemungutan suara ronde kedua yang berlangsung, Rabu (6/2/2019) dimaksudkan untuk memutuskan daerah mana yang mungkin bergabung dengan wilayah otonomi.
Pada akhir bulan lalu, referendum putaran satu, secara resmi meratifikasi Daerah Otonomi Bangsamoro (BARMM), sementara pemungutan suara pada putaran kedua, akan menetapkan batas-batasnya.

Baca: Komitmen Duterte, Presiden Filipina Keturunan Muslim dan Sahabat Nur Misuari (Bagian 3)
Referendum ronde kedua, Rabu (6/2/2019), diadakan di enam kota yaitu, Tagoloan, Balo-i, Pantar, Munai, Nunungan dan Tangcal (di barat laut Lanao del Norte), serta di 67 area perumahan di Cotabato Utara.
Menurut hasil tidak resmi, suara "Ya" memimpin di Cotabato Utara, tetapi "Tidak" memenangi pemungutan suara di Lanao del Norte.
Hanya dua dari 67 distrik di Cotabato utara yang memilih “Tidak”, sehingga secara umum penduduk di Cotabato utara setuju untuk dimasukkan dalam wilayah otonomi Muslim Mindanao.
Sementara pendudukan daerah pemilihan di Lanao Del Norte menolak masuk ke dalam Daerah Otonomi Muslim Bangsamoro.
Lebih rinci, sebuah laporan tidak resmi menyatakan, sebanyak 140 suara di Cotabato Utara memilih “Ya”, dengan mudah mengalahkan 70.000 suara “Tidak”.
Tapi Lanao del Norte hanya 420.000 suara “Ya” melawan 937.000 suara “Tidak”.
Wilayah yang memilih “Ya” akan bergabung dengan wilayah otonom baru yaitu, Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM).

Baca: Penduduk Cotabato dan Isabela Pilih ‘Ya’ untuk Mendukung UU Organik Bangsamoro
Baca: Hasil Sementara Referendum Bangsamoro, Ya Memimpin Perolehan Suara di 5 Wilayah
Para pemilih ditanya apakah mereka ingin bergabung dengan Daerah Otonomi Bangsamoro yang baru dibentuk di Muslim Mindanao (BARMM).
Hasil dari pemungutan suara tahap kedua ini akan memastikan area yang lebih besar untuk BARMM.
Setelah itu pemerintahan sementara akan dibentuk untuk membawa daerah ke pemerintahan baru Bangsamoro.
Bangsamoro adalah istilah kolektif untuk Muslim Filipina yang tinggal di kepulauan Mindanao di bagian selatan Filipina.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan Muslim Moro dan tanah air mereka.
Hukum Baru dalam Keseimbangan
Undang-undang Organik Bangsamoro (BOL) secara resmi disahkan pada 25 Januari, setelah pemungutan suara putaran pertama 21 Januari yang memberikan otonomi komprehensif kepada Muslim Moro.
Lebih dari 1,54 juta orang (lebih dari 85 persen pemilih lokal) memberikan suara mendukung BOL, sementara sekitar 190.000 memilih menentang, menurut hasil resmi.
Pemungutan suara pertama meliputi provinsi Maguindanao, Lanao Del Sur, dan provinsi pulau Basilan, Tawi-tawi dan Sulu, serta kota-kota Cotabato dan Isabela.

Baca: Punya 50.000 Pasukan Bersenjata, MILF tak Pernah Pungut Pajak Revolusi (Bagian 6-Habis)
Baca: Mantan Pejuang MILF Filipina Studi Banding ke Darul Ihsan
Sementara untuk babak kedua, pemungutan suara berakhir pada Rabu pukul 15:00 waktu setempat.
Komisi Pemilihan Umum Filipina (COMELEC) mengumumkan bahwa hasil resmi akan diumumkan dalam waktu empat hari.
Sebelum pemungutan suara, COMELEC mengumumkan bahwa sekitar 640.000 pemilih termasuk Muslim, Lumad, Kristen, dan penduduk lokal memenuhi syarat untuk memilih pada tahap kedua plebisit bersejarah.

Pemerintahan Otonom
Di bawah BOL, pengadilan hukum Islam akan didirikan di wilayah tersebut, dan pemerintah pusat Filipina akan mentransfer otoritas administratifnya di Mindanao ke pemerintah Bangsamoro.
Perairan di wilayah Bangsamoro akan dikelola secara simultan oleh pemerintah nasional dan juga pemerintah Bangsamoro.
Pemerintah otonom akan bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya energi.
Orang-orang Muslim akan bebas dalam urusan internal mereka, sementara mereka akan terikat dengan Filipina dalam kebijakan luar negeri, menghemat fleksibilitas.
Selain itu, mantan pejuang Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) akan memenuhi syarat untuk bergabung dengan angkatan bersenjata resmi.(Anadolu Agency)

Baca: Referendum Bangsamoro Dimulai, dari Pengadilan Syariah Hingga Penonaktifan 40.000 Kombatan BIAFF
Baca: Sejarah Pendudukan AS dan Spanyol, Hingga Tergerusnya Populasi Muslim Moro (Bagian 2)