Rupiah Melemah, Kembali ke Level Rp 14.000, Bagaimana Kurs Besok?

Direktur PT Garuda Berjangk, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan pelemahan rupiah didorong sentimen domestik dan global

Editor: Muhammad Hadi
Warta Kota/Hendry Lopulalan
Mata uang rupiah dan dollar AS 

SERAMBINEWS.COM - Rupiah kembali melemah pada perdagangan Senin (11/2/2019).

Di pasar spot, rupiah pada pukul 11.35 WIB ada di level Rp 14.045 per dollar Amerika Serikat (AS), melemah 0,64% dibanding penutupan akhir pekan lalu yang ada di Rp 13.955 per dollar AS. 

Direktur PT Garuda Berjangk, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan pelemahan rupiah didorong sentimen domestik dan global.

Pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan tidak akan menemui Perdana Menteri China, Xin Jin Ping sampai awal Maret mendatang mengaburkan optimisme berakhirnya perang dagang.

Baca: Polisi Tetapkan Ketum PA 212 Slamet Maarif Jadi Tersangka, Bawaslu Ungkap Kronologinya

"Ini juga melahirkan ketegangan baru yang cukup mendalam,” ujar Ibrahim, Senin (11/2/2019).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi global yang melambat juga dinilai memberi kekuatan pada indeks dollar AS.

Hal tersebut ditandai dengan pemangkasan proyeksi pertumbuhan zona Euro pada 2019 ke level 1,3% dari angka 1,9%.

Tak hanya itu, bahkan International Monetary Fund (IMF) juga mengeluarkan pernyataan ada badai ekonomi karena pertumbuhan global yang meleset dari perkiraan.

Baca: Selama Ini Jadi Sarang Maksiat, HMI Blangpidie Desak Pemkab Abdya Manfaatkan Pendapa Baru

IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi globalnya tahun ini sebesar 3,5% dari 3,7% sejak Oktober 2018.

Selain itu, Ibrahim juga melihat perolehan pertumbuhan ekonomi domestik tak mampu menopang kekuatan indeks dollar.

Bank Indonesia (BI) mencatat, defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada kuartal IV-2018 mencapai US$ 9,1 miliar.

Baca: Polisi Ringkus Sindikat Curamor, 8 Sepeda Motor Diamankan ke Mapolsek Kuala Nagan Raya

Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal III-2018 sebesar US$ 8,6 miliar. Secara keseluruhan, sepanjang tahun lalu CAD mencapai US$ 31,1 miliar.

“ini juga menjadi defisit terdalam. Dengan begini BI harus lekas melakukan intervensi, salah satunya dengan menambah masa transaksi DNDF yang hanya ada tiga kali seminggu,” jelas Ibrahim.

Ibrahim melihat pelemahan rupiah bisa berlanjut sampai penutupan perdagangan hari ini.

Ibrahim memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp 13.960 per dollar AS-Rp 14.040 per dollar AS.

Baca: Cara Ampuh Usir Semut di Rumah dan Mencegah Datang Lagi

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved