Ceritakan Penganiayaan Anaknya di SUPM Ladong, Keluarga Minta Pihak Sekolah Bertanggung Jawab
“Saya mengantar anak saya ke SUPM secara resmi untuk dididik, tapi pas dibawa pulang dalam keadaan tidak bernyawa. Kenapa ini bisa terjadi?,”
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Muhammad nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pihak keluarga Rayhan Al Sahri (16) siswa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Aceh Besar meminta agar pihak sekolah bertanggung jawab secara hukum atas kematian anaknya tersebut.
Sehingga kepada polisi mereka meminta agar pihak sekolah juga dijerat secara hukum.
Karena kejadian itu dinilai karena lalainya pihak sekolah.
Baca: VIDEO - Polisi Ungkap Pelaku Kasus Kematian Siswa SUPM Ladong
Baca: Kontak Senjata Terjadi di Papua, Tiga Anggota TNI Gugur, Ini Jumlah Senjata Disita
Hal itu disampaikan oleh Ayah Korban, Sofyan yang didampingi ibu dan paman korban, Reni Rahayu dan Dani saat mendatangi Kantor Serambi Indonesia, Sabtu (9/3/2019).
Rayhan Al Sahri, siswa kelas I SUPM Ladong asal Mabar, Medan, Sumatera Utara ditemukan tak bernyawa di atas bukit belakang asrama sekolah pada Jumat (1/3/2019).
Sebelumnya siswa tersebut sempat dinyatakan hilang oleh pihak sekolah selama tiga hari.
Setelah dilakukan penyelidikan, polisi menetapkan seorang siswa kelas tiga sebagai pelaku penganiayaan terhadap Rayhan.
Baca: Jika Depak Sergio Ramos Musim Ini, Real Madrid Harus Bayar Rp 395 Miliar
Baca: Pembunuhan Siswa SUPM Ladong Aceh Besar, Cita-cita Rayhan Umrahkan Kedua Orangtua Belum Tercapai
Sofyan mengatakan, penganiayaan yang dilakukan oleh siswa senior terhadap anaknya hingga menyebabkan kehilangan nyawa, tak lepas dari lemahnya pengawasan dan tanggung jawab pihak sekolah.
Ia menambahkan, berdasarkan cerita teman-teman korban, bahwa pada Rabu (27/2/2019) korban dianiaya oleh pelaku di tiga lokasi, mulai di Aula dekat kantor dewan guru, masjid di dalam asrama, kapal beton tempat praktik siswa, hingga di bukit belakang sekolah.
Namun, katanya, dari sekian panjang rentetan penganiayaan yang dilakukan siang hari itu, tidak ada guru maupun pengawas yang mengetahuinya.
Baca: Tawaran Tiga Klub Ini Bikin Zinedine Zidane Pusing Memilihnya
Baca: Polisi Periksa 18 Saksi Terkait Penemuan Mayat di SUPM Ladong, dari Siswa hingga Pengelola Kantin
Sehingga atas kejadian tersebut, menurutnya, pihak sekolah juga harus dijerat sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Karena ia menilai pihak sekolah lalai dalam mengawasi siswanya.
“Saya mengantar anak saya ke SUPM secara resmi untuk dididik, tapi pas dibawa pulang dalam keadaan tidak bernyawa. Kenapa ini bisa terjadi?,” ujarnya.
Baca: Begini Pengakuan Salah Satu Saksi Kepada Polisi Terkait Penemuan Mayat Siswa SUPM Ladong
Baca: 7 Fakta Temuan Jasad Siswa SUPM Ladong Aceh Besar, Ada Bekas Penganiayaan dan Kening Tersulut Rokok
Selain itu, Sofyan juga mengungkapkan kekecewaannya kepada sekolah, karena semenjak anaknya dinyatakan menghilang pada Rabu (27/2/2019), pihak sekolah tidak memberitahu kepada pihak keluarga.