Pengamat Sebut Caleg Rawan Sakit Jiwa, Ini Alasannya

Para calon wakil rakyat ini rela melakukan berbagai upaya untuk memperebutkan kursi di semua level parlemen.

Penulis: Subur Dani | Editor: Zaenal
ist
Dr Taufik A Rahim PhD 

Pengamat Sebut Caleg Rawan Sakit Jiwa, Ini Alasannya

Laporan Subur Dani | Banda Aceh  

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pengamat politik dan pemerintahan di Aceh, Dr Taufiq A Rahim mengatakan, para calon anggota legislatif (caleg) Aceh yang ikut berkompetisi dalam Pemilu 2019 rawan mengalami sakit jiwa.

Taufiq mengatakan itu, karena melihat persaingan para caleg di semua level cukup sengit.

Karena itu pula, para calon wakil rakyat ini rela melakukan berbagai upaya untuk memperebutkan kursi di semua level parlemen.

"Sudah pasti para caleg memerlukan uang, dana, biaya (cost) politik yang besar dan banyak. Ini bagian dari marketing politik yang sedang dibangun," katanya kepada Serambinews.com, Senin (1/4/2019).

Menurut Taufiq, apa yang dilakukan banyak caleg dengan menggelontorkan banyak uang, bisa menjadi kajian ekonomi-politik dan bisnis yang memiliki risiko besar.

"Baik kalah maupun nenang," sebutnya.

Baca: Pelaku LGBT Dihukum Mati

Baca: VIDEO - Bukan Tempat Sampah, Ini Dia Daya Tarik Wisata Gampong Jawa Banda Aceh

Baca: Cewek Sales Rokok Diciduk Sekamar dengan Bosnya di Hotel di Banda Aceh

Jika caleg menang, maka segala pengeluaran dengan modal serta biaya politik yang besar tersebut harus diraup kembali dengan cara melakukan apa saja untuk mengembalikan modal atau biaya yang telah dikeluarkan.

"Jika gagal sebagai anggota legislatif, maka rawan sakit jiwa dengan modal dan biaya politik yang sudah dikeluarkan," ujarnya.

Secara kesehatan, kerugian biaya yang telah digelontorkan, berpotensi depresi sebagai korban politik.

"Gejalanya akan cepat emosional, marah, murung dan diperlukan penangan serius. Maka isyarat awal sudah dinyatakan oleh Kepala Rumah Sakit Jiwa untuk menampung para politisi atau caleg gagal Pemilu 2019," kata Taufiq.

Menurut Taufiq, marketing politik dan biaya politik yang digunakan menghadapi kontestasi dan persaingan politik Pemilu 2019 ini, rawan terhadap para politisi mengalami sakit jiwa.

"Khususnya bagi caleg yang gagal," pungkas akademisi Universitas Muhammadiyah tersebut. (*)

Baca: KIP Dapati 1.608 Penderita Sakit Jiwa

Baca: Tak Semua yang Sakit Jiwa Bisa Memilih

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved