Sudah Empat Tahun, Harga Hasil Perkebunan Turun
Ia menyebutkan harga bunga pala saat ini Rp 170.000/kg, biji pala hitam Rp 42.000, sedangkan harga biji pinang kering Rp 7.500/kg.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Mursal Ismail
Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN - Sudah empat tahun terakhir, harga sejumlah hasil perkebunan di Aceh Selatan turun, sehingga semangat para petani perkebunan di kabupaten itu pun ikut menurun. Sebagian besar kebun mereka tidak tergarap dan dikelola maksimal karena biaya perawatan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.
Baca: Hari Ini, Mantan PM Malaysia Najib Razak Hadapi Sidang Skandal Finansial yang Mengejutkan Dunia
Mardi, agen pengumpul hasil perkebunan di Desa Gunung Ketek, Kecamatan Samadua, Aceh Selatan kepada Serambinews.com, Rabu (3/4/2019), mengaku penurunan harga tersebut terjadi sejak empat tahun terakhir.
"Harga hasil perkebunan seperti Pala, Pinang, Minyak Nilam dan Cengkeh mulai bergerak turun sejak empat tahun terakhir, penurunan harga sangat terasa, terutama biji pala dan pinang," ungkap Mardi.
Baca: Diduga Anaknya Jadi Korban Tabrak Lari, Seorang Ibu Nekat Tidur Di Sebelah Kuburan Putrinya
Ia menyebutkan harga bunga pala saat ini Rp 170.000/kg, biji pala hitam Rp 42.000, sedangkan harga biji pinang kering Rp 7.500/kg atau turun dibanding sebelumnya sempat bertahan Rp 15.000/Kg. "Harga pala turun selama ini, kabarnya karena ada monopoli," ungkap Mardi.
Baca: Warga Batu Itam Meninggal Terbenam Ombak Saat Memancing
Ditanyai menganai harga minyak nilam Mardi mengaku saat ini Rp 700.000/kg. Sedangkan harga minyak pala Rp 620.000/kg atau turun dibanding sebelumnya Rp 1.200.000/kg. "Hasil pala kini berkurang karena pengaruh harga, ya petaninya enggak lagi maksimal merawat kebun mereka," ungkap Mardi. (*)